Mohon tunggu...
Goenawan
Goenawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Insinyur mesin dari ITS Surabaya, mendalami sistem kontrol otomatis di Taiwan, pernah bekerja di beberapa perusahaan ternama sbg Engineer dan di Managemen. Sekarang menekuni pasar Modal dan pasar Uang.\r\n\r\nSemua tulisan saya asli bukan hasil mencontek, tetapi anda boleh meng-copy paste sebagian atau seluruhnya tulisan saya di kompasiana tanpa perlu izin apapaun dari saya. Lebih baik jika dicantumkan sumbernya, tetapi tanpa ditulis sumbernyapun. it's ok

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Imbas Naiknya Suku Bunga "The Fed" bagi Kita

16 Maret 2017   17:12 Diperbarui: 17 Maret 2017   04:00 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: investing.com

Kemarin The Fed secara resmi menaikkan The Fed rate dari 0.75% menjadi 1%. Kenaikkan ini adalah fase paling agresif sejak krisis global tahun 2009. Tepat nya The Fed menaikkan suku bunga acuan dari 0,25% ke 0,50% pada Januari 2016, kemudian naik lagi menjadi 0,75% di bulan Januari 2017, dan di bulan maret 2017 naik menjadi 1%. Banyak yang memperkirakan kenaikkan ini akan berlanjut dan merupakan pra kondisi atas permintaan Donald Trump pada the Fed untuk mencetak dollar lebih banyak lagi.

Jangan menina bobokan publik, seolah kenaikan suku bunga The Fed sudah diantipasi dengan baik dan seolah semuanya baik - baik saja. Berikut ini implikasi yang bisa terjadi dengan kenaikkan suku bunga The Fed terhadap perekonomian Indonesia.

Implikasinya bagi Indonesia:

Rupiah kemungkinan besar akan berada dalam tekanan melemah. Dengan naiknya suku bunga The Fed, otomatis memegang Rupiah menjadi kurang menarik karena secara teknikal selisih bunganya akan terhapus oleh tingkat inflasi. Jadi besar kemungkinan kenaikkan suku bunga The Fed akan segera diikuti oleh kenaikkan BI rate oleh bank Indonesia, jika tidak ancaman capital outflow di pasar modal juga akan membesar, karena pemodal akan cenderung memindahkan dananya ke Amerika untuk menikmati kenaikkan suku bunga yang ada.

Implikasinya bagi rakyat kebanyakan:

Ini adalah warning bagi pemegang kartu kredit yang saat ini saldonya minus. Bunga kartu kredit adalah bunga yang paling liberal saat ini. Sangat mungkin bunga kartu kredit anda bulan depan sudah naik walaupun tanpa aba - aba dari BI. Memang secara bijak kartu kredit tersebut harus untuk mempermudah transaksi, tapi kalau digunakan untuk utang instan, resikonya sangat berbahaya. Kemudian kredit kredit lainnya, bunganya juga akan segera menyesuaikan (naik). Jadi saat nya berhitung ulang dengan jumlah pinjaman anda.

Implikasi bagi pasar modal:

Dunia perbankan Indonesia akan sedikit lebih dinamis. Bank - Bank dengan NPL rendah akan menikmati selisih bunga pinjaman dan deposito yang makin melebar yang artinya menaikkan profit, tetapi bagi bank - bank dengan NPL tinggi justru akan menaikkan resiko kredit macet dan kesulitan likuiditas. Jadi bagi mereka yang jual beli saham. Mengambil posisi buy pada saham bank - bank dengan NPL rendah akan berpotensi besar menguntungkan.

sumber: Biro Pusat Statistik
sumber: Biro Pusat Statistik
Implikasi Bagi Pak Jokowi:

Yeahhh, kalau nama Pak Jokowi disebut pasti mengundang banyak orang melek walaupun sudah ngantuk. Tapi memang ini akan menjadi fase cukup sulit bagi Pak Jokowi, mengingat The Fed lama bertahan di suku bunga 0,25% sepanjang 2009 sampai dengan 2016. Proyek - proyek infrastruktur bagaimanapun memiliki komponen mata uang Dollar yang cukup tinggi. Gejolak Rupiah terhadap Dollar pasti akan mempengaruhi baik besarnya investasi maupun lamanya proyek. Dengan masifnya anggaran infrastruktur di 2015 dan 2016 dengan pertumbuhan hanya 4,8% dan 5,02% termasuk prestasi yang mengecewakan karena sepanjang 2010 sampai dengan 2012 dengan anggaran yang relatif berimbang pertumbuhan bisa diatas 6%. Patut dicatat, dengan pertumbuhan yang relatif lebih rendah dibanding periode sebelumnya, APBN Indonesia di tahun 2015 dan 2016 sudah defisit.

Saran saya bagi Pak Jokowi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun