Mohon tunggu...
Fristianty Ltrn
Fristianty Ltrn Mohon Tunggu... Administrasi - NGO

Penulis Pemula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saya Yakin Bukan "Pesta" Seks

19 Juli 2017   11:02 Diperbarui: 19 Juli 2017   16:30 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengamati video tentang seorang ustad muda yang berkotbah dengan video berdurasi singkat dengan edit dan suara yang dibumbu bumbui cukup membuat gerah. Kenapa saya bilang dibumbu bumbui? Ya jelas dibumbu bumbui, karena ada pengulangan kata dan jenis suara yang berbeda, dari suara biasa sampai bariton dan pengulangan gambar yang diperlambat..kita tahu jelas apa maksud orang yg memposting video tersebut, yaitu agar mata dan telinga dan hati para pendengar tertuju kepada apa yang diinginkan si editor.

Apa respon pendengar? Ada yang sakit hati dan berkata dalam hati "Itu bukan ajaran agamaku..kenapa disimpulkan ustad ini demikian?" ada yang bingung dan berkata "koq gitu? Apa iya?" dan... Ssssttt, ada yang senang dan berkata "Neh..ada sesuatu yang bisa digoreng". Yang terakhir ini saya tidak mau menyebut dia penganut agama apa, tapi yang pasti dia tidak berTuhan walau dia memiliki salah satu jenis agama di KTP nya.

Yang lebih gak enak lagi membaca komen- komen dibawah video yang diposting..ini lebih mengerikan lagi, karena ini tertulis dan semua membaca..dari berbagai kata bernada hujatan, tertawa terkekeh kekeh, emoticon wajah ngakak sampai kata kata yang berusaha membela meski kehabisan kata kata. Bullying kembali mendapat tempatnya..

Sepertinya bullying sudah sangat mendarah daging bagi kita, apapun tingkat edukasi kita, dari TK sampai kuliah, dari yang tamat PAUD sampai lulusan S3. Apapun bisa jadi bahan, yang penting  bakat kita sejak lahir ini tersalurkan..sadarkah kita bahwa bullying itu dosa? Entah bahan yg kita jadikan itu cukup spiritual, seperti topik di video itu? Pemirsa...itu tetap bullying!!

Saya pernah berdiri di pinggir jalan, ini jalan yang cukup besar dengan banyak kenderaan yang lalu lalang, dan saya mendengar suara di mikrofon yang sangat kuat di sebuah ibadah, mengatakan "Bagaimana mungkin allahnya keriting seperti pelawak  Budi handuk?" mendengar itu saya terdiam dan dalam hati menggumam "semoga umat yang dimaksud tidak tersinggung dan semoga umat yang mendengar tidak meneruskannya"

Apa respon saya ketika menyimak isi video tentang pesta seks? Saya hanya berkata "Tidak mungkin demikian" kenapa?  Saya bukan Muslim, tapi secara nalar orang beragama tidak mungkin ada ajaran demikian. Nabi Muhammad adalah oknum yang sangat bermoral. Apakah saya mengerti dan bisa membantah video itu? Tentu tidak. Tapi apa karena saya rasa ada yang aneh dari ajaran Islam saya jadi berhak bully mereka? No! Saya tidak mengerti penuh apa yang diajarkan oleh agama Islam, seharusnya saya berhenti membully. Saya rasa prinsip yang perlu dikembangkan adalah kalau tidak mengerti, jangan bahas. Tapi coba pahami dan miliki rasa empati. Tidak ada pemeluk agama yang rela agamanya dihina.

Saya pernah membaca sebuah postingan yang mengatakan Allah orang Kristen ada tiga, sedangkan sila pertama adalah KeTuhanan Yang Maha Esa. Jadi orang Kristen tidak layak tinggal di Negara Pancasila.  Tapi tahukah saudara kalau bagi umat Kristen 1+1+1 adalah 1. Kemudian orang yang tidak mengerti akan berteriak dan mengejek, bagaimana mungkin 1, itu perhitungan yang bodoh. Tapi coba ajak orang Kristen bicara, dari hati kehati dan berempati, mereka akan mengatakan kami menyembah Allah yang Esa, walau sulit mereka menjelaskan.

Ketika kita memandang umat Hindu beribadah, dengan melihat banyak patungnya..lalu kita mengatakan mereka umat Hindu menyembah banyak Allah. Tahukah saudara bahwa di semua pura di Bali, ada satu altar yang menghadap matahari terbit, untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa, mereka biasa sebut itu Altar Sang Hyang Surya (Terang). Lalu kita mengatakan bagaimana mungkin bisa seperti itu?.

Saya rasa dalam menyikapi keberagaman kita di Negara kita tercinta, ada satu sikap yang perlu kita kembangkan dengan penuh upaya: Kalau Tidak Mengerti, Jangan Bahas apalagi Bully. Ini adalah sikap yang perlu kita upayakan dengan serius dan tularkan kemana mana termasuk anak anak,  untuk mengembangkan sikap saling menghormati.

Untuk orang yang bernalar, apapun agamanya, pasti tahu kalau isi kotbah di Video itu tidak tepat, atau bukan itulah maksud dari agama Islam. Maka kalau tidak mengerti bertanyalah langsung ke ulama yang lain. Kalau tidak mau, berhentilah membahas. Yang terakhir..siapa nama lengkap Ustad muda itu? Saya tidak tau siapa nama lengkapnya dan entah kenapa saya malas menelusuri asal usulnya..tapi saya yakin dengan nalar saya..Bukan "pesta" seks yang dimaksud oleh agama Islam. Jadi apa?? Nah itu.. Sekali lagi tanya langsung dan kalau tidak mengerti jangan bahas!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun