Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rahim Pelihara

9 Juli 2019   22:50 Diperbarui: 9 Juli 2019   23:42 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengurai kata, lezatnya bagaikan apel segar seusai letih. Rasanya nikmat membayang huruf untuk menelan kata.

Andai menelan itu egois, biarlah egoku berpuncak untuk menelan semesta kata. Lebih baik kutelan dan kulahirkan sejumlah karya daripada kubuang dan seusai itu, sejuta sesal silih berganti.

Kalaupun kata semahal karya-karya modern, aku ingin berpaling pada membisunya pesona alam, yang murah meriah namun bukan murahan.

Zaman ini zaman mahal tetapi kata harus terus ditelan. Ditelan bukan untuk dilenyapkan.

Kita mesti berbenah, kata Ebieth G Ade, menelan kata dalam kerinduan, merangkul alam dalam rahim pelihara. Kata dan alam menyatu dalam rahim pelihara.

Yudel Neno, Lalian Tolu, 9/7/19

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun