Mohon tunggu...
Free Idea
Free Idea Mohon Tunggu... lainnya -

Suka membaca dan lalu menulis. Berpikiran terbuka, tanpa sekat. Bebas berpikir, tetapi tidak menjadi liar berwacana

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menilai Pro dan Kontra PKS di Kompasiana

4 Mei 2013   00:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:08 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini topik yang tengah hangat ditulis dan dikomentari di Kompasiana adalah tentang Partai Keadilan Sosial (PKS). Sepertinya muncul sekelompok penulis yang “kritis” dan “vokal” kepada PKS. Tulisan kelompok ini “condong” bernada negatif mengenai PKS. Disisi lain ada pula sekelompok penulis yang mencoba mengklarifikasi tulisan-tulisan tersebut. Mereka kebanyakan adalah kader atau simpatisan PKS.

Dalam suatu persoalan – adanya pendapat pro dan kontra adalah hal yang alami dan wajar-wajar saja. Apalagi Indonesia adalah negara demokrasi, dimana hak untuk menyatakan pendapat adalah hak asasi warga negaranya. Awalnya, sempat ada harapan bahwa pro kontra seputar PKS akan menjadi ajang diskusi yang menyegarkan dan mencerahkan bagi warga Kompasiana dan para pembaca lainnya. Terjadi perdebatan dan adu argumentasi yang cerdas dan berdasarkan fakta-fakta. Sebenarnya bibitnya sudah ada, tulisan dibalas dengan tulisan. Opini dibalas dengan opini.

Namun dalam kenyataannya – kelompok yang “kritis” dan “vokal” terhadap PKS terlihat seperti sekelompok orang “pembenci” PKS. Terus menerus memproduksi tulisan-tulisan yang “menyerang” PKS. Sayangnya saat ada klarifikasi soal tulisan yang dibuatnya, tidak ada usaha untuk mempertahankan isi tulisannya itu. Yang ada hanya membuat tulisan baru dengan topik yang baru. Saat ada yang melakukan klarifikasi, lagi-lagi tidak ada tanggapan balik. Kesannya seperti hit and run. Habis melontarkan pukulan langsung kabur – seperti pengecut.

Tapi ya sudahlah . . . apa yang dianggap ideal kan bersifat relatif. Pada akhirnya biarlah para warga dan pembaca Kompasiana yang menilai.

Sekian dan terima kasih

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun