Mohon tunggu...
Frans Liwang
Frans Liwang Mohon Tunggu... profesional -

General Practitioner di Depok.\r\n\r\n\r\nI love writing, reading, and updating info about medicine, research, health news & policies.\r\n\r\nContact me: fr_archy02@yahoo.com atau @Frans_Liwang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kenali Kondisi Renta demi Hari Tua Sehat

20 November 2013   16:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:53 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Renta atau rapuh. Mungkin istilah itu sering kita gunakan untuk menggambarkan seorang kakek atau nenek yang lemah, lemas, kurus, dan tak berdaya. Tak ayal, semua orang berusia tua selalu dicap renta.

Penyebutan “renta” atau “rapuh” memang benar adanya, dan bukan suatu celaan. Dalam istilah medis, “renta” lebih dikenal dengan istilah “frailty”. Jadi, renta bukanlah suatu candaan atau kata tanpa makna, melainkan suatu masalah kesehatan (dan juga sosial) yang memiliki definisi, kriteria, serta telah diketahui hubungannya dengan kondisi kesehatan seorang usia lanjut.

Renta, atau Frailty, telah dikenal dalam ilmu kedokteran beberapa dekade terakhir melalui cabang ilmu Geriatri. Di Indonesia, Geriatri merupakan cabang ilmu penyakit dalam yang mengkhususkan pada kesehatan orang usia berusia lanjut (usila), yakni individu berusia di atas 60 tahun yang seringkali memiliki banyak penyakit sekaligus. Cabang ilmu ini memang terbilang baru di Indonesia.

Renta dapat didefinisikan sebagai sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan kesehatan secara umum akibat berkurangnya cadangan energi dan kemampuan menjalankan fungsi-fungsi tubuh. Singkatnya, renta terjadi karena berkurangnya energi. Patut diakui, semakin tua usia seseorang, maka fungsi-fungsi organ tubuh akan semakin turun. Namun pertanyaannya, mengapa ada orang berusia 60 tahun sudah renta, tetapi ada seorang lain berusia 70 yang masih bugar?

Apakah orang tua Anda, atau Anda sendiri, pantas disebut renta? Kondisi renta dapat dideteksi melalui sejumlah kriteria diagnosis. Yang paling terkenal ialah kriteria Fried. Disebut renta, apabila memenuhi 3 dari 5 poin berikut:

1.Penurunan berat badan lebih dari 4,5 kg (tanpa diet atua olahraga) dalam setahun terakhir

2.Sering rasa lelah (pelaporan pribadi)

3.Kelemahan, yang diukur dengan kekuatan genggaman tangan

4.Kecepatan berjalan yang semakin lambat

5.Penurunan aktivitas fisik sehari-hari.

Penelitian di luar negeri menunjukkan, sekitar 3-7% populasi usila 65-75 tahun mengalami renta. Namun, bila diterjemahkan untuk populasi Indonesia, tentu angka tersebut jauh lebih tinggi. Populasi barat memang memiliki kekuatan dan ketahanan fisik yang lebih baik, secara umum.

Tak pelak, kondisi renta menjadi hal yang penting karena sejumlah penelitian telah membuktikan hubungannya dengan berbagai penyakit kronis, mempersulit pengobatan, hingga angka kematian yang lebih tinggi. Sebagai contoh, seorang kakek usia lanjut ditemukan jatuh dan mengalami patah tulang. Dokter pun menganjurkannya untuk operasi. Tapi apakah operasi boleh serta-merta dilakukan? Tunggu dulu. Apabila kakek ini memenuhi kriteria frailty, maka strategi pengobatan pun akan berbeda. Misalnya, adanya frailty malah dapat lebih berbahaya bila dilakukan operasi.

Bila sedemikian pentingnya frailty itu, pertanyaan selanjutnya, apakah frailty dapat diatasi?Mungkin juga terlintas dipikiran Kompasianer sekalian, apakah renta dapat dicegah?

Meski masalah terbilang minim, para ahli dan beberapa hasil penelitian dengan tegas menyatakan bahwafrailty dapat diatasi.Menurut Fried, frailty dapat ditangani dengan memperbaiki kondisi fisik (termasuk pengobatan penyakit yang ada), memperbaiki status nutrisi, dan memperbaiki status psikologis. Pemahaman tersebut sebenarnya tidak sederhana, karena begitu kompleksnya masalah kesehatan yang sering dialami oleh pasien usila. Ketinggalan satu poin saja bisa jauh menurunkan efektivitas terapi keseluruhan.

Tentang pencegahan, para ahli masih berhipotesis. Frailty mungkin bisa dicegah. Keraguan tersebut muncul lantaran ditemukannya unsur genetik (bawaan) serta pengaruh multifaktorial yang kompleks dalam renta. Sejauh ini, pendekatan yang paling ideal ialah mendeteksi kondisi renta itu sedini mungkin. Atau paling tidak, dengan mengatasi faktor risiko renta: selalu perhatikan asupan gizi, cek-up dan pengobatan penyakit sedini mungkin, serta aktivitas fisik yang cukup.

Di negara maju, konsep Fried itu telah diterjemahkan dalam pelayanan Geriatri yang interdisiplin, suatu center yang ditujukan khusus untuk orang usila. Tim dokter akan sering duduk satu meja, sering saling bertukar pendapat, dan memantau perkembangan pasien bersama-sama. Demikian halnya dengan tim perawat dan paramedik lainnya.

Meski telah diketahui dampak dan hubungannya terhadap kesehatan, ilmu tentang frailty saat ini baru menjadi gerbang masuk untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Yang pasti, sehat dan bugar di usia lanjut bukan mitos atau kebetulan, kita perlu mengupayakannya. Saya yakin, Anda tak mau kan nantinya menjadi renta?

Salam sehat untuk kita semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun