Mohon tunggu...
Fitri Hidayati
Fitri Hidayati Mohon Tunggu... Pendidik -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Malam Ulang Tahun

4 April 2018   13:31 Diperbarui: 13 April 2018   08:13 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku Tetap mematung di depan pintu. Kini suasana benar-benar sunyi... sendiri.

Lima belas menit yang lalu, satu per satu tamu berpamitan. Syukuran hari jadiku yang ku gelar kecil-kecilan malam ini mestinya menjadi momen yang bersejarah dalam hidupku. Namun sampai detik ini dia belum datang, ada keyakinan yang kuat , dia pasti datang.

Sentuhan lembut mengusap pundakku, membuyarkan lamunan. Tatapan teduh penuh kasih  dan  lembut senyumannya   , memberikan kesejukan menyiram galauku.

"Sudahlah, ayo istirahat. Usah kau tunggu lagi."

Sebuah anggukan lemah dan senyum hambar kupaksakan menutupi gundahku.

Hanya ibu yang bisa memahamiku , selalu mengerti tanpa menyalahkanku.

Kuraih daun pintu,  saat pintu hampir tertutup, tanganku reflek membuka kembali. Secercah cahaya menembus pekat malam, dan makin santer dan makin dekat. Sebuah mobil berhenti tepat di halaman rumahku. Cahaya lampu itu kubiarkan menyapu wajahku, mataku menyelidik menanti siapa yang hadir. Degub jantungku makin menghentak, saat kulihat dua sosok turun dari mobil.

"Hans... ."

Langkah itu semakin mendekat.

"Maaf, aku sengaja terlambat."

Dia menjabat tanganku, senyumnya lepas, tanpa beban, tanpa dosa. Aku melengos. Apa maksudnya, dia datang telat bawa wanita lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun