Mohon tunggu...
Fitri Endah Pratiwi
Fitri Endah Pratiwi Mohon Tunggu... Freelancer - Mother and Freelancer

Freelancer dan Ibu rumah tangga yang ingin terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Klaster Dayu, Jejak Prasejarah di Ujung Utara Karanganyar

23 Agustus 2019   21:26 Diperbarui: 23 Agustus 2019   21:41 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karanganyar  Jawa Tengah mungkin paling terkenal dengan wisata alam gunung Lawunya. Namun, jika anda tinggal di wilayah Solo atau Karanganyar dan ingin berwisata selain wisata alam Klaster Dayu mungkin bisa menjadi alternatif. Terletak di desa Dayu kecamatan Gondangrejo yang merupakan kecamatan yang berbatasan langsung dengan wilayah Sangiran kabupaten Sragen. 

Klaster Dayu adalah bagian dari museum Sangiran beserta tiga klaster lainya yaitu Manyarejo, Ngebung, dan Kricikan yang semuanya berada di wilayah Kabupaten Sragen. Klaster Dayu bisa disebut satu-satunya jejak prasejarah di Kabupaten Karanganyar.

Secara bangunan Klaster Dayu dan kompleks muSeum Sangiran bisa dibilang sangat bagus tidak kalah dengan museum sejenis yang berada di Bandung. Bangunanya berkesan modern di tengah pedesaan yang terpencil, cukup kontras bahkan, di tengah desa ada bangunan sebagus itu. 

Pemerintah termasuk all out dalam membangun Klaster Dayu dan komples museum Sangiran ini. Tidak hanya bangunan yang modern penunjang multimedia di dalam museum juga baik, ada ruang filem tiga dimensi, dan komputer multimedia pada tiap anjungan.

 Klaster Dayu dikhususkan untuk mengeksplorasi lapisan tanah purbakala yang ada di Situs Sangiran. Konon, disini lapisan tanahnya paling kelihatan diantara lokasi yang lain. Bentuk museum dayu memang menurun berundak-undak, pada tiap lapisan ada satu anjungan yang menjelaskan tentang lapisan tanah tersebut, bagaimana terbentuknya, kapan terbentuknya, ada fosil apa saja.

Diantara  museum bagian depan dan belakang  terdapat taman bermain anak yang cukup lengkap, cukup untuk menyenangkan anak-anak setelah "materi" pengetahuan dari banyak anjungan yang mereka turuni  menuju tempat main ini hehehe. Pada area bermain ini juga terdapat mushola, gazebo besar untuk pertemuan dan beberapa gazebo kecil serta toilet.

Setelah taman bermain, kita akan menyeberang jembatan kecil yang dibawahnya diisi dengan rusa yang menarik bagi anak. Setelah itu kita memasuki ruang diorama manusia purba dan beberapa hewan.  

Ruang diorama dilengkapi dengan tata lighting dan audio effect nya. Meskipun saya kurang setuju dengan konsep teori Darwin yang diusung museum prasejarah ini, tapi it's Ok, saya bisa melihat bagimana hewan, tumbuhan dan habitat di daerah ini di masa lampau. Lepas ruang diorama ada ruang pamer yang memamerkan beberapa fosil dan alat penggalian arkeologis. Serta ada ruang pamer bawah tanah yang memamerkan lapisan tanah yang merupakan salah satu titik berat klaster ini.

Biaya masuk museum ini amat terjangkau dengan kurang dari Rp. 10.000, hanya 7000 tiket masuk dan 2000 parkir. Kita sudah bisa menikmati museum ini. Jika berkunjung pada hari kerja, anda mungkin agak sulit menemukan pedagang makanan karena pada hari tersebut pengunjung museum tidak banyak. Pada akhir pekan beberapa warga sekitar mengisi tenda menjual penganan sederhana disana. 

Pada akhir pekan museum lebih banyak pengunjung tapi tidak ramai juga. Mungkin karena wisata museum yang melibatkan pengetahuan dan literasi belum begitu populer untuk kalangan masyarakat awam. 

Hal ini dari pengamatan saya pribadi waktu mengunjungi klaster Ngebung yang relatif lebih lengkap dan bagus jarang sekali pengunjung anak muda usia sekolah yang memanfaatkan multimedia pembelajaran interaktif, rata-rata Cuma berfoto sana sini, sayang sekali yaa, padahal alatnya sudah canggih.  Wisata selain relaksasi, boleh sekali jadi ajang tambah pengetahuan supaya pemikiran kita naik kelas. Selamat berkunjung yaa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun