Mohon tunggu...
Firma Fikri
Firma Fikri Mohon Tunggu... Freelance -

semangat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mutiara Sejarah dan Perkembangannya

24 Oktober 2016   20:45 Diperbarui: 24 Oktober 2016   20:55 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jika mengingat mutiara hal pertama kali melintas di pikiran saya adalah cerita dongeng putri duyung. Bila putri duyung menangis maka air mata putri duyung akan menjadi mutiara. Enak sekali punya teman putri duyung apalagi kalau putri duyungnya sering galau sambil menangis tersedu-sedu. Jadi kaya mendadak saya hanya memunguti mutiara yang terus berjatuhan dari air mata putri duyung. Tapi itu hanya dongengnya di dunia nyata tidak mungkin terjadi. Dongeng hanyalah karangan manusia yang memberi pesan untuk manusia sekaligus menghibur.

Sewaktu SMA saya mempunyai guru bernama Ibu Aini, dia mengajar Bahasa Indonesia. Dalam setiap penampilannya Ibu Aini selalu memakai perhiasan mutiara. Dari kalung, anting, dan cincin yang di pakai Ibu Aini semuanya mutiara. Awalnya saya menyangka Ibu Aini ini orangnya sombong karena suka memamerkan barang-barang mahal. Saya memberanikan diri bertanya seperti ini kepada Ibu Aini, "Ibu kenapa suka memakai perhiasan mutiara itu kan termasuk barang mahal?"

Ibu Aini tersenyum mendengar pertanyaan saya lalu Ibu Aini menjawab, "Karena ibu cinta Indonesia makanya ibu memakai perhiasan mutiara. Bukan bermaksud pamer barang mahal, tapi inilah bentuk kecintaan ibu dengan memakai mutiara yang termasuk kekayaan yang ada di Indonesia."

Jujur saya agak sangsi ketika mendengar jawaban dari Ibu Aini. Saya tidak percaya Indonesia kaya dengan mutiara. Di balik rasa tidak percaya saya jika Indonesia sekaya itu, saya jadi penasaran apa memang-memang benar Indonesia kaya dengan mutiara?

Setelah mengobrol dengan Ibu Aini saya bergegas ke perpustakaan sekolah berharap menemukan buku tentang mutiara. Berharap rasa penasaran saya ini terbunuh.

Setelah setengah jam mencari buku tentang mutiara yang ada di perpustakaan akhirnya saya ketemu juga buku tersebut. Ketika saya membaca buku tersebut saya benar-benar terkejut. Ternyata benar kata Ibu Aini Indonesia merupakan pemasok terbesar mutiara laut selatan atau yang lebih sering disebut Indonesiasouth sea pearl. Jenis mutiaraini merupakan jenis mutiara terindah di dunia.

Mutiara yang ada di Indonesiamempunyai warna yang beragam hal ini disebabkan perairan Indonesia yang begitu luas memiliki. kerang tiram yang bernama  Pinctada maxima  memiliki 2 spesies warna. berwarna perak dan Pinctada maximaberwarna emas. Pinctada maximaukurannya lebih besar daripada mutiara yang lain. Ukurannya bisa mencapai 22 mm dan untuk ukuran minimalnya berkisar 15 mm. Mutiara Pinctada maximapaling diimpikan oleh para pencinta mutiara untuk dimiliki mereka tidak peduli dengan harganya yang mahal karena mutiara ini sudah dikukuhkan sebagai mutiara terindah dan terbaik di dunia. Pantas saja mendapatkan julukan queen of pearl. Saya sangat bangga, saya juga berharap orang Indonesia yang lain juga bangga dengan kekayaan mutiara yang ada di Indonesia. Setelah membaca buku tersebut saya semakin tertarik tentang mutiara

Berdasarkan sejarahnya ternyata mutiara memiliki sejarah yang begitu panjang di Indonesia. Pada abad 18 ada seorang yang berasal dari Banda Neira bernama Said Baadila. Said Baadila mempunyai perusahaan bernama Baadila Brothers, perusahaan yang mengembangkan bisnis mutiara dan perkebunan yang terkenal dengan Perk Kele Norwegen di Lonthor dan di Pagar Buton, Banda besar.

Semakin lama perusahaan itu semakin terkenal bahkan sampai ke Eropa. Terkenalnya perusahaan Baadila Brothers tentu juga membuat Said Baadila ikutan terkenal. Pada tahun 1896 Said Baadila diundang sebagai tamu kehormatan untuk berkunjung ke istana Den Haag di Belanda. Yang mengundang Said Baadila adalah Ratu Emma, istri Raja Wilhelm III.

Ketika di Istana Den Haag, Said Baadila memberikan sebuah cindera mata berupa mutiara kepada Ratu Emma. Mutiara yang diberikan oleh Said Baadila kepada Ratu Emma sampai sekarang adalah mutiara south sea pearlterbesar. Mutiara tersebut diberi nama Mutiara Telur Puyuh. Membalas kebaikan dari Said Baadila pada Ratu Emma, pihak kerajaan memberikan julukan Raja Mutiara pada Said Baadila.

Kunjungan Said Baadila ke istana Den Haag ternyata berbuntut panjang. Perburuang kerang mutiara di Indonesia semakin menjadi-jadi dan tak terkendali. Melihat hal ini Pemerintah Hindia Belanda membuat peraturan tentang pembatasan kerang mutiara. Peraturan ini dicantumkan dalam staatsblad 1912 No. 12 yang berisikan tentang manajemen perburuan mutiara di perairan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun