Mohon tunggu...
Arief Firhanusa
Arief Firhanusa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pria yang sangat gentar pada ular

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

RCTI 'Tak Mampu' Menggaji Host

9 Maret 2015   15:28 Diperbarui: 4 April 2017   17:02 20562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesian Idol hanya dengan Daniel Mananta. (article.wn.com)

Stasiun RCTI 'tak mampu' menghonori host. Program-program pencarian bakat menyanyi di TV ini 'cuma' dipandu satu pembawa acara, itupun tak pernah ganti-ganti. Hanya "Dahsyat" yang ada banyak host-nya, meski yang mahal mungkin cuma Raffi Ahmad dan Ayu Dewi. Yang lain, macam Luna Maya, sudah tak tampak batang hidungnya. Mari mengerucut ke ajang-ajang perlombaan di TV. Host di sejumlah program milik RCTI hanya dipandu satu orang. Indonesian Idol, misalnya, selalu Daniel Mananta yang mengawal acara ini sejak 2006 hingga 1014 (musim ke-3 hingga ke-8) setelah sempat ada nama Irgy Fahrezi di musim I (2004) dan II (2005).  X Faxtor Indonesia juga hanya di-host-i oleh Robby Purba. Demikian pula Rising Star yang cuma mengandalkan Boy William. [caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Indonesian Idol hanya dengan Daniel Mananta. (article.wn.com)"][/caption] Nah, sejumlah TV tetangga berbeda. Indosiar mungkin 'sangat kaya' sehingga bukan perkara sulit mengontrak 4 (baca: empat) host sekaligus dalam D'Academy, sebuah program pencarian bakat menyanyi dangdut yang hingga hari ini masih digelar. Empat host itu ialah Rina Nose, Ramzy, Irfan Hakim, serta belakangan merekrut pula Andhika Pratama. SCTV -- masih kerabat Indosiar -- tak mau kalah. Mereka mengusung Narji, Gading Marten, Andhika Pratama, serta tiga host di belakang panggung Audi Narissa, Rafael, dan Enzi Stovia, dalam perlombaan menari berkelompok dalam tajuk "The Dance Icon Indonesia" yang mulai digelar Minggu 8 Maret, kemarin. Khusus untuk panggung D'Academy, patutlah kita 'mengapresiasi' Indosiar yang terkesan tajir sebab mampu membayar empat host, di samping delapan juri untuk satu lomba menyanyi. Delapan juri? Benar! Di meja juri utama ada Saipul Jamil, Iis Dahlia, Inul Daratista, Rita Sugiarto, dan Beniqno Aquino. Lha yang tiga lagi siapa? Nassar, Ivan Gunawan, dan Soimah (yang sesekali diganti Fewi Perssik). Tiga juri/komentator tambahan itu duduknya terpisah, di sebuah sofa panjang di sebelah kanan meja juri utama.

[caption id="" align="aligncenter" width="471" caption="Host D"]

Host DAcademy yang berisik. (aws-dist.brta.in)
Host DAcademy yang berisik. (aws-dist.brta.in)
[/caption] Tapi, tunggu dulu. Dengan empat host plus delapan juri, seperti apa pentas D'Academy? Berisik sekali! Empat host yang saya sebut tadi seluruhnya adalah orang-orang cerewet, kecuali Andhika yang terbilang kalem. Diadu dengan juri-juri ceriwis macam Saipul, Ivan Gunawan, dan Nassar, sungguh acara ini hanya mempertontonkan debat kusir panjang lebar, dan sering kita lupa bahwa ini adalah kompetisi menyanyi. Satu perkara saja bisa dibahas setengah jam. Para host itu pecicilan seperti panggung lawak. Ditambah pembahasan-pembahasan tak penting yang diinginkan agar menguras airmata penonton, satu kontestan bisa berdiri di panggung selama 1 jam! So, durasi lima jam pentas ini cuma menyuguhkan empat peserta Dengan jumlah armada yang demikian besar, dengan jumlah penonton yang melimpah ruah, dengan volume airmata yang berurai di tiap episode, saya pernah mengusulkan acara ini masuk MURI. Belum pernah ada acara selebay ini sebelumnya. Pak Jaya Suprana, sudahkan Anda berpikir untuk menyelipkan D'Academy ke daftar penerima piagam MURI? Demikian pula "The Dance Icon Indonesia". Program baru ini tak ubahnya D'Academy. Host-hostnya bahkan seolah tampil falam panggung komedi ketimbang kompetisi menari. Di episode kemarin, Narji bergulingan menirukan gerakan penari, seolah dia lupa ini panggung lomba yang serius, bukan pentas Cagur. Sah-sah saja? Sah-sah saja! 'Kemiskinan' RCTI pun sah-sah saja dengan 'hanya mampu' membayari host tunggal untuk acara-acara perlombaannya. Tapi jangan lupa, dengan hanya ada satu host, program-program RCTI justru tampak lebih berkelas. Kesan serius, berwibawa, dan fokus tak ayal melahirkan jagoan-jagoan tarik suara yang meramaikan blantika musik Indonesia. Di Indonesian Idol, Rising Star Indonesia, maupun X Factor Indonesia, format penjuriannya mekanis dan tertata. Setelah menyanyi, peserta dikuliti oleh para juri. Pujian dan kritikan memercik sebagaimana di D'Academy, namun jarang ada host yang sok tahu. Terkadang Daniel Mananta memrotes ucapan Ahmad Dhani atau Anang Hermansyah. Tetapi adu argumentasi kecil tadi tak melebar kemana-mana. Masing-masing tahu batasan dan kapasitas. Di D'Academy, Ramzy maupun Irfan Hakim bisa saling sela dengan Saipul Jamil. Akhirnya menjadi tak jelas, siapa juri, siapa host-nya. Karakter dangdut mungkin berbeda dengan karakter pop. Karakter Indosiar plus SCTV juga barangkali tak sama dibanding RCTI. Tapi, pada akhirnya, juara lomba menyanyi tidak ditelurkan oleh berisiknya acara gara-gara dipandu begitu banyak pembawa acara, bukan pula oleh kesan miskin RCTI, dan kesan kaya Indosiar! -Arief Firhanusa-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun