Mohon tunggu...
Humaniora

Mendidik yang Benar kepada Anak Usia Dini

21 September 2017   22:57 Diperbarui: 22 September 2017   20:06 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://inikeluargamuslim.files.wordpress.com

Di dalam pandangan islam, segala sesuatu yang dilaksanakan, tentunya memiliki dasar hukum islam. Berkaitan dengan pelaksanaan PAUD, dapat dibaca firman Allah pada surat An Nahl : 78 yang mempunyai arti " Dan Allah mnegeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur"

Anak lahir dalam keadaan lemah tak berdaya dan tidak mengetahui apapun dan juga tidak mengetahui pengetahuan apapun. Namun Allah SWT membekali anak yang baru lahir dengan pendengaran, penglihatan dan hati nurani yaitu akal. Kemampuan dan indera ini di dapat oleh manusia dengan bertahap sedikit demi sedikit. Semakin besar orang itu maka semakin bertambah juga kemampuan pendengaran, penglihatan dan akalnya hingga sampailah dia pada tahap manusia dewasa.

Meskipun anak lahir dalam keadaan lemah tak berdaya dan tidak mengetahui apa-apa, tetapi ia lahir dalam keadaan fitrah yaitu suci dan bersih. Maka dari itu orang tua berkewajiban memberikan didikan yang positif kepada anak saat masih usia dini dan bahkan setelah anaknya lahir orang tua dianjurkan untuk segera meng-adzankannya. Pada prinsipnya fitrah manusia menuntut pembebasan dari kemusyrikan dan akibatnya dapat menyeret manusia kepada penyimpangan watak dan kesehatan.

Dan hendaknya orang tua memberi nama kepada anaknya yang indah, sebab nama merupakan cerminan tentang adanya do'a harapan atau gambaran semangat dan dambaan indah kepada anak-anaknya. Seperti pada sabda Rasul yang artinya "Nama yang paling disukai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman"(HR. At-Tarmizi)

Orang tua memiliki kewajiban untuk memelihara diri dan keluarganya termasuk anak-anaknya dari siksaan api neraka. Maka dari itu orang tua harus menjaga dan mengontrol pergaulan anaknya dan jangan pula orang tua menanamkan rasa menja kepada anaknya contohnya memfasilitasi anaknya dengan kemewahan. Akibatnya nanti anak itu akan menyia-nyiakan umurnya hanya untuk mencari kemewahan jika ia tumbuh dewasa nanti. Akan tetapi orang tua seharusnya mengawasi dan mengamati tumbuh dan kembang seorang anak dan menanamkan pendidikan islam kepada anaknya.

Kondisi seperti inilah yang dikehendaki oleh pendidikan Islam, sehingga kelak akan mengantarkan peserta didik pada kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat.

#SayaBanggaPIAUD

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun