Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Peranan Majelis Taklim dalam Rangkaian Aksi 212

18 Maret 2019   01:49 Diperbarui: 5 April 2019   02:05 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Setiap majelis taklim memiliki peranan dalam rangkaian aksi 212. Peranan itu berbentuk sosialisasi sehingga menjadi keharusan bagi pengikut majelis taklim untuk turut serta dalam rangkaian kegiatan tersebut.

 

Desember 2018 lalu telah terjadi reuni aksi 212 yang bertempat di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Kegiatan reuni aksi 212 diikuti oleh berbagai kalangan umat muslim di Indonesia, terutama yang pengikut majelis taklim. Dengan peserta sebanyak  13 juta orang yang mengikuti kegiatan ini.

Kilas balik, aksi 212 merupakan aksi yang terjadi pada tanggal 2 Desember 2016. Kala itu terjadi tindakan penistaan agama Islam yang dilakukan oleh calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Kejadian aksi ini menjadi aksi fenomenal dengan jumlah peserta yang mengikuti sebanyak 8 hingga 10 juta orang.

Aksi ini berlanjut dengan diadakannya reuni aksi 212. Peserta kegiatan reuni ini didominasi oleh umat muslim yang mengikuti majelis taklim. Selain itu, pemuda/i juga mendominasi dalam rangkaian kegiatan aksi 212 tersebut. Hal itu terlihat dalam foto-foto yang diabadikan oleh media mainstream mengenai rangkaian aksi 212.

Habib Rizieq Shihab merupakan penggagas dari kegiatan aksi 212 ini. Habib Rizieq yang menggerakkan seluruh ulama dan ustaz untuk mengajak umat muslim dalam membela keadilan yang seharusnya ditegakkan. Selain itu untuk bersilahturahmi antar umat muslim dalam kegiatan aksi 212 tersebut.

"Kalau tanpa orang yang mencetuskan itu tidak bisa, pun karomah orang itu seperti guru saya. Habib Rieziq,  kalo tanpa karomahnya itu tidak akan berkumpul," ujar Abdul Ghofur yang merupakan pemimpin Majelis Taklim Sulamul Mubtadi.

Tidak jarang terlihat bendera berwarna hitam dan putih yang bertuliskan lafaz "La Ilaha Ilallah" dalam rangkaian kegiatan aksi 212 tersebut. Menurut Hadits Riwayat Thabrani, Hakim, dan Ibnu Majah dalam beberapa riwayat disebutkan, rayah yang dipakai Rasulullah sallallahu alaihi wasallam berwarna hitam, sedangkan liwa' (benderanya) berwarna putih.

Selain bendera berlafazkan "La Ilaha Ilallah" terdapat juga banyak bendera dari berbagai majelis taklim di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan antusias pengikut majelis taklim dalam rangkaian kegiatan aksi 212, seperti halnya Majelis Taklim ulamul Mubtadi dan Majelis Taklim Muhibbin.

Kedua majelis taklim tersebut merupakan bagian dari majelis taklim yang turut berpartisipasi dalam rangkaian aksi kegiatan aksi 212 yang diselenggarakan di Monas , Jakarta Pusat. Serta beberapa majelis taklim lain yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun