Tidak terasa, sebentar lagi libur lebaran akan segera berakhir. Arus mudik telah mulai berganti arus balik. Di beberapa perkantoran hari senin, 10 Juni 2019 sudah mulai masuk beraktifitas kembali. Termasuk saya, PNS Kabupaten yang hari senin wajib masuk kantor karena akan ada jadwal sidak kehadiran pasca lebaran.
Kerinduan pada ramadan akan selalu bersemayam di hati. Suasana yang begitu tenang, penuh kedamaian. Setiap insan muslim berlomba-lomba meningkatkan ritme ibadahnya. Semua orang saling menghormati dan senantiasa berbuat kebaikan. Ramadan yang selalu menjadi bulan penuh keberkahan bagi semua orang. Semangat inilah yang akan terus saya tanamkan meski ramadan telah berlalu.
Dan yang paling istimewa adalah ketekunan saya dalam menulis selama 33 hari non stop bersama THR Kompasiana. Jujur saja, ini adalah pertama kali saya benar-benar menulis tanpa terputus satu tema sekali pun untuk momen ramadan. Setiap hari saya selalu menyempatkan untuk menulis THR Kompasiana. Kalau belum setor tulisan rasanya ada sesuatu yang kurang. Jika sudah, ada perasaan lega menyeruak. Kok bisa begitu ya ?
Meski tidak munafik saya cukup "mupeng" dengan hadiah yang ditawarkan THR Kompasiana, tapi terlepas dari itu semua, kepuasan bisa selalu menulis selama 33 hari non stop selama ramadan adalah satu capaian yang nggak ternilai dengan apapun. Bayangkan, di sela-sela padat dan hebohnya selama ramadan dan lebaran, saya harus tetap konsisten menulis THR Kompasiana. Sekali lagi, Kompasiana benar-benar berhasil membuat saya senantiasa bersemangat untuk menulis dan mengabadikan setiap momen ramadan melalui tulisan. Menang itu bonus. Kalah juga tak mengapa. Bagi saya, yang penting saya puas dan semangat menulis !
Saya sangat berharap, kebiasaan menulis rutin setiap hari selama mengikuti THR Kompasiana terus berlanjut dan menjadi inspirasi saya dalam beraktifitas normal kembali pasca libur lebaran. Melalui THR Kompasiana, saya jadi banyak tahu berbagai hal tentang ramadan di berbagai daerah melalui tulisan-tulisan para kompasianer lainnya. Saya juga punya kesempatan untuk memperkenalkan tradisi ramadan di daerah saya. Bagi saya, semua tulisan di THR Kompasiana sangat bermanfaat dan inspiratif. Bangga dan bahagia tentunya saya bisa menjadi bagian dari kompasianer dan bisa menebarkan tulisan-tulisan yang informatif dan memuat kebaikan di media sosial.
Terimakasih Kompasiana atas kesempatan dan tantangan menulisnya setiap hari selama ramadan. Ajang ini sungguh menginspirasi dan akan terkenang selamanya. Bagaimana jungkir baliknya saya harus setor tulisan di tengah padatnya aktifitas ramadan dan lebaran sebagai istri dan ibu 3 anak. Bagaimana saya harus memberanikan diri mewawancara dan membuat video singkat tentang liputan berburu takjil. Bagaimana saya kemana-mana harus membawa laptop agar tak kelupaan menulis. Bagaimana saya harus memutar otak karena pada beberapa tema sponsor saya tak menemukan ide sama sekali. Dan bagaimana saya buru-buru menulis begitu sampai di tujuan mudik yang membuat sanak saudara saya kebingungan dan geleng-geleng kepala melihat kepanikan saya. Mungkin di benak mereka "Sebegitu penting kah menulis ya ?" hahahaaa...
Alhamdulillah, ini adalah tulisan di tema terakhir ramadan, yaitu tulisan THR Kompasiana yang ke 33. Duh, kok saya jadi baper ya ? Meski dibuat heboh dengan Kompasiana, tapi jujur saya kok rindu dan merasa kehilangan momen THR Kompasiana ya ? sama seperti merasa kehilangan momen puasa ramadan. Semoga semangat ramadan bersama THR Kompasiana dapat terus menginspirasi, kini dan nanti.
Mudah-mudahan juga, di tahun mendatang THR Kompasiana tetap diadakan dengan konsep dan hadiah yang lebih wow, biar lebih semangat mengikutinya. Dan saya serta kita semua, semoga senantiasa diberi kesehatan dan kelancaran dalam segala hal sampai bertemu kembali dengan ramadan tahun depan, amin inshaaAllah...
