Mohon tunggu...
Fiandra Azzahra
Fiandra Azzahra Mohon Tunggu... -

18 tahun, senang foto-foto, membaca, dan terkadang suka menulis apa saja yang ada di dalam pikiran. Masih belajar dan ingin terus menjadi lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Menyeruput Kopi Hitam: Sederhana Penuh Makna

17 September 2015   20:55 Diperbarui: 17 September 2015   21:23 41618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehidupan tidak selamanya berjalan mulus. Sesekali kita bertemu dengan polisi tidur yang menghalangi jalan tanpa cacat. Lalu, ini dihubungkan dengan kopi hitam yang sedang diseruput perlahan-lahan. Seketika lidah ini merasakan rasa pahit yang sudahku sangka dari awal. Namun sesekali, kopi hitam ini berhasil menunjukkan sisi manisnya, walau nanti kembali ke rasa pahit itu lagi, dengan selingan rasa manis diantaranya.

Hitam, pekat, dan pahit tidak selamanya menyimpan rasa yang tidak enak. Seperti melihat sesuatu atau sesorang hanya dari luarnya saja. Belum tentu yang mempunyai paras indah, memiliki sikap yang baik. Ataupun sebaliknya. Walau kopi hitam terlihat tidak se-menawan cappuccino, café latte atau espresso, masih banyak orang yang lebih menikmati kemurnian kopi hitam. Mengingatkan akan cerita lama, kebiasaan orang tua, dan yang paling utama, mencerminkan makna-makna kehidupan.

Originalistas secangkir kopi hitam adalah hal lain yang ditonjolkan. Walau dicampur dengan susu atau cream, ia tetap bisa menjadi dirinya sendiri. Tetap hitam pekat. Apakah mungkin seseorang untuk selamanya tidak terpengaruh oleh orang lain, yang datang dengan pemikiran berbeda? Apakah memungkinkan bagi seorang anak manusia untuk tidak mudah dikuasai dan didominasi oleh siapapun?

Disereput setengah teguk kopi hitam yang ada di atas meja. Tanpa gula, tanpa susu, tanpa tambahan apapun. Aku perlu menyelesaikan tugas yang menumpuk sekali hari ini. Kopi hitam ini terkenal kaya akan manfaat dimana yang paling utama adalah dalam keadaan krusial seperti ini. Aku ingin mempunyai manfaat untuk diri sendiri dan orang lain disekitarku. Aku ingin membantu tetapi tidak mengubah sesorang, untuk menjadi lebih baik dan mencapai suatu tujuan yang mulia. Malam ini aku berterima kasih kepada kopi hitamku yang kuharap dapat membantuku lulus mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Rendah hati adalah salah satu sifat yang aku ingin untuk selalu ada pada diriku. Aku meperhatikan secangkir kopi hitam yang sudah tinggal seteguk ini tanpa menghiraukan petugas siskamling yang memukul kentongan menunjukan pukul 1 pagi. Aku pun memikirkan siapa yang sedang menikmati kopi hitam juga sekarang? Pasti banyak. Harganya yang murah mempersilahkan semua kalangan untuk menikmatinya. Presiden, menteri, anggota DPR, mahasiswa, pekerja kantoran sampai masinis kereta pun dapat menikmati secangkir kopi hitam ini. Aku sangat mengagumi kerendahan hatinya yang tidak melihat golongan atau kelas.

Terakhir aku belajar bahwa mau semendekati apa dengan sempurna suatu racikan kopi, mau itu kopi hitam, cappuccino atau espresso,  pasti akan ada rasa pahit yang ditunjukan. Aku belajar untuk tidak hanya berambisi mencapai kesempurnaan saja, karena yang paling penting adalah membuat proses dalam mencapai kesempuraan itu menjadi suatu pembelajaran. Dengan itu, kita dapat terus berusaha untuk menjadi lebih baik kedepannya dan tidak pernah puas.

Gambar diambil dari: http://kopihitam.co.id/wp-content/uploads/2014/05/Kopi-Hitam-1.jpg

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun