Mohon tunggu...
Dedi Eka
Dedi Eka Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Mengungkap Misteri Bungkamnya ICW Saat "Kotak-Kotak" Lakukan Politik Uang

16 April 2017   15:19 Diperbarui: 17 April 2017   00:00 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2012 lalu, Indonesia COrruption Watch (ICW) merilis 27 temuan politik uang pada Pilkada DKI Jakarta. Dari sekian banyak temuan tersebut, rata-rata mengarah kepada calon petahana yaitu Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli. ICW juga getol mengkritik habis-habisan politik uang saat itu.  

ICW menjelaskan beberapa contoh politik uang itu dilakukan dalam berbagai modus, yakni pembagian uang secara langsung, pemberian ambulans, pengobatan gratis, pembagian doorprize dan undian, pembagian tunjangan dan asuransi, pembagian paket umrah, mobilisasi RT/RW, pembagian uang di majelis taklim dan masjid, liburan dan tamasya gratis, bakti sosial, memanfaatkan nasabah koperasi, memanfaatkan gaji untuk RT/RW, dan politisasi birokrasi.

Sikap ICW yang dulu begitu lantang bersuara kini berganti menjadi seperti gadis pemalu. Nyaris tidak terdengar suara ICW mengkritik tentang politik uang, terutama yang dilakukan oleh Petahana (Ahok-Djarot) saat ini. Padahal dari apa yang dijelaskan ICW dulu tentang adanya politik uang, kini lebih masif terjadi dan terang-terangan. Tapi kenapa ICW bungkam dan tidak bersuara?.

Mantan Ketua KPK, Bambang Widjojanto mengatakan pembagian paket sembako dan lainnya seperti yang dilakukan tim pendukung Ahok termasuk kategori politik uang. Malahan Bambang menyebut itu sudah masuk ranah korupsi, dan kita sedang menulis sejarah suram Pilkada DKI Jakarta.

Ada beberapa kemungkinan kenapa ICW tidak bersuara. Pertama, ICW tidak mengetahui tentang adanya politik uang tersebut, sehingga mereka tidak bersuara. Kalau itu alasannya, maka satu kata yang paling pas, itu alasan paling bodoh dan tidak masuk logika. Selain ada diberita media massa, di media sosial juga sudah sangat masif sekali.

kedua, ICW bagian dari tim pemenangan atau sekedar pendukung petahana. Kemungkinan ini tidak akan diakui oleh ICW ataupun tim pemenangan Ahok-Djarot, tapi ada beberapa orang pentolan ICW secara tidak diam-diam terkesan mendukung petahana. Itu bisa dilihat dari akun pribadi media sosial pentolan tersebut.

Kemungkinan ketiga, ICW mendapatkan bantuan atau sumbangan dari petahana ataupun terkait dengan kepentingan petahana. Sebagai organisasi yang tidak bergerak dalam bidang komersil, tentu ICW tidak mendapatkan atau menghasilkan uang seperti organisasi bisnis. Lalu, darimana ICW mendapatkan uang untuk menghidupi roda organisasi ataupun orang didalamnya. Namanya juga manusia membutuhkan biaya untuk hidup, ditambah lagi bagi yang telah berkeluarga. Tidak mungkin mereka tidak membutuhkan uang. Kecuali orang-orang di ICW sudah mapan terlebih dahulu dan benar-benar mengabdikan dirinya untuk perang terhadap korupsi.

Kemungkinan keempat, ICW mendapatkan tekanan dari asing atau aseng untuk tidak menyerang petahana. Sebagai organisasi yang mendapatkan bantuan dari luar negeri, ICW bagaimanapun bergantung kepada asing. Seperti yang dijelaskan diatas, dengan tidak adanya dana operasional tentu akan sulit untuk ICW hidup dan menghidupi orang didalamnya.

Sebagai lembaga yang "Biasanya" bersuara lantang terhadap korupsi, ICW harusnya mampu bersikap netral dan konsisten. Kalau tidak mengetahui tentang apa saja yang berkaitan dengan dugaan politik uang. Saya membagikan informasi kepada ICW, pertama tentang keterlibatan Bank DKI terhadap pembagian dana untuk lansia. Itu tidak ada dalam APBD saat ini. Kedua, pembagian kursi roda. Ketiga, memberangkatkan umroh. Keempat, pembagian sembako, pengerahan kepala daerah dari partai diluar Jakarta. Dan banyak lagi yang lain, kalau ICW punya niat untuk menyuarakannya.

Kalau seandainya dari keempat kemungkinan tadi tidak ada. Mungkin ICW harus mengatakan kalau apa yang dilakukan tim kotak-kotak tidak melanggar aturan dan tidak politi uang. Sebagai orang atau kelompok yang berani bersuara, ICW juga harus berani bersikap. Kalau dalam kacamata ICW apa yang dilakukan Ahok tidak melanggar aturan, katakan kalau itu legal dan tidak termasuk ranah korupsi.

Jika ditelaah lebih jauh lagi, sikap ICW yang agak malu-malu juga terjadi saat menyikapi dugaan korupsi yang menyangkut penguasa dan partai penguasa saat ini. Sekian banyak kasus yang terungkap dan menyeret nama-nama dilingkaran penguasa, ICW nampaknya kurang tertarik dan tidak rajin bersuara. Mungkin juga dugaan saya ICW sudah kelelahan atau lagi kenyang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun