[caption id="attachment_266166" align="aligncenter" width="300" caption="Picture: Fey Down"][/caption]
Setelah saya menulis tentang pak Ikhsan, seorang tuna netra penjual kerupuk di Pamulang Barat. Ada seorang Ibu cantikย SW sahabat saya dari Jeddah mengirim dana untukย beliau.ย Pesan si ibu, semua terserah saya gimana ngaturnya. Kalau dibeliin semua, gimana bawanya ya? Saya bertekad, amanat harus dilaksanakan hari ini juga agar hati tak ada beban.
Jum'at pagi, kira kira jam 10.30 sayaย meluncur naik motor bersama anak perempuanku. Dalam perjalanan saya berdoa, semoga Pak Ikhsan hari ini berjualan.ย Dari kejauhan nampak beliauย sedang duduk menunggu pelanggan. Motor berhenti perlahan tepat di depan dagangannya, sambil saya ucapkan salam. Iapunย membalas salam dan senyum tulus tersungging dibibirnya. Saat itu saya berpikir, berapa banyak diantara kita yang berbadan sehat, tak kekurangan apapun, tapi selalu mengeluh dan sulit tersenyum, padahal senyum itu gratis dan termasuk ibadah.
Terlintas dalam hati dariย pada uang dibelikan kerupuk semua, pak Ikhsan dapat apa? sedang untung kerupuk sangat kecil. Sayapun bicara hati hati sekali dengan beliau.
" Pak, maaf lho ya..Ini ada titipan untuk bapak dari ibu SW di Jeddah " ( Sambil saya sebutkanย jumlahnya)
Jawaban pak Ikhsan sangat mengejutkan.
" Maaf ibu,ย bukan saya menolak. Saya masih muda dan bukan termasuk golongan orang yang berhak menerima zakat. Saya kan ada pekerjaan berjualan kerupuk. Beli saja kerupuk saya dengan uang titipan dari Ibu SW itu."
Saat itu terlintas dipikiran saya, berapa banyak oknumย yang punya jabatan masih suka minta bagian jikaย ada proyek2 kakap.ย Berapa banyak oknum berseragam yang tanpa malu2 minta uang disaat warga sedang butuh bantuan. Sebagai manusia kadangย kita pun merasaย senang jika ada yang memberi uang,ย padahal kita tak kekurangan danย tubuh kita sehat. Sungguh mestinya kita semua malu pada diri sendiri.
Lihatlah pak Ikhsan yang memegang teguh pendirian.ย Walau ia tak dapat melihatย namun mata hatinya mampu menembus dunia. Bibirnya selalu mengucapย syukur pada Allah SWT
Pak Ikhsan punya harga diri, tak mau dikasihani. Iaย tak ingin menerima uang sumbangan tanpa bekerja.ย Jika ada yang membeli kerupuk lalu kembalinya diberikan pada pak Ikhsan, baginya itu tak masalah. Ia bangga menjadi diri sendiri, ia bangga menjadi suami dan ayah yangย bertanggung jawab untuk anak istrinya.
Saya dan anak perempuanku saling pandang karena bingung. Tak lama saya ajak beliau bercanda.