Mohon tunggu...
FerGy Veme
FerGy Veme Mohon Tunggu... -

Menjadi yang Terbaik bukan berarti Menjadi yang Terdepan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Belajar Humanisme

20 Juni 2014   06:12 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:02 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

HUMANISME

Pada akhir tahun 1940-an muncullah suatu perspective baru yang disebut dengan humanisme. Orang-orang yang terlibat dalam penerapan psikologilah yang berjasa dalam perkembangan ini, misalnya ahli-ahli psikologi klinis, pekerja-pekerja sosial dan konselor, bukam merupkan hasil penelitian dalam bidang proses belajar. Gerakan ini berkembang dan dikenal dengansebagai psikologi humanistik. Psikologi ini berusaha untuk memahami perilaku seseorang dari sudut si pelaku.

Dalam dunia pendidikan, aliran humanistik muncul pada tahun 1960 sampai dengan 1970-an dan kemudia perubahan-perubahan dan inovasi yang terjadi selama dua dekade yang terakhir pada abad dua puluh ini pun juga akan menuju pada arah ini.

Karena pembahasan mengenai teori kepribadian humanistik ini direpresentasikan oleh teori-teori kepribadian dariMaslow, maka ajaran-ajaran dasar psikologi humanistik yang kita bahas untuk sebagian besarberasal dari Maslow. Ajaran-ajaran yang disampaikannya antara lain:


  • 1.Individu sebagai keseluruhan yang integral

Individu harus dipelajari sebagai suatu kesatuan yang integral, khas, dan terorganisasi. Dalam teori Maslow denganprinsip holistiknya itu, motivasi memengaruhi individu secara keseluruhan, dan bukan secara sebagian.


  • 2.Ketidakrelevanan pendidikan dengan hewan

Maslow dan para teoris kepribadian humanistik umumnya memandang manusia sebagai makhluk yang berbeda dengan hewan apapun.


  • 3.Pembawa baik manusia

Psikologi humanistik memilikianggapan bahwasannya manusia itu pada dasarnya baik, atau tepatnya netral. Menurut humanistik, kekuatan jahat atau merusak yang terdapat pada manusia itu adalah hasil dari lingkungan yang buruk, dan bukan merupakan bawaan.


  • 4.Potensi kreatif manusia

Potensi kreatif manusia merupakan potensi yang umum pada manusia, jika setiap orang memiliki kesempatan yang sama dan menghuni lingkungan yag menunjang, setiap orang dengan kreatifitasnya itu akan mampu mengungkapkan segenap potensi yang dimilikinya.


  • 5.Penekanan pada kesehatan psikologis

Psikologi humanistik memandang self-fulfillment sebagai tema yang utama dalam hidup manusia dan tidak akan dapat ditemukan dalam teori-teori lain yang berlandaskan studi atas individu-individu yang mengalami gangguan.

Ada beberapa tokoh yang meninjol dalam aliran humanistik seperti: Comb, Maslow, dan Rogers. Pengertian humanisme yang beragam membuat batasan-batasan aplikasi dalam dunia pendidikan juga menjadi beragam. Oleh karena itu, perlu adanya pengertian yang disepakati secara universal tentang humanisme dalam pendidikan. Ide mengenai pendekatan-pendekatan ini terangkum dalam psikologi humanistik.

Dalam artikel “Some Educational Implication of The Humanistic Psochologist” Abraham Maslow mencoba untuk mengkritisi teori Freud dan Behaviourisme. Menurut Abraham, yang terpenting dalam melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Humanisme lebih melihat kepada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisis Freud. Pendekatan ini melihat bagaimana bahwa manusia membangun dirinya untuk hal-hal yang positif. Kemampuan untuk betindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia.

Kemampuan positif ini erat kaitannya dengan pengembangan teori emosi positif yang terdapat dalam domain afektif, misalnya keterampilan membangun dan menjaga relasi yang hangat dengan orang lain, memahami perasaan orang lain, kejujuran interpersonal, dan pengetahuan interpersonal lainnya. Intinya adalah meningkatkan kualitas keterampilan interpersonal dalam kehidupan sehari-hari.

Selain menitik beratkan pada keterampilan interpersonal, pendidik yang beraliran humanistik juga menciba untuk membuat pembelajaran yang membantu anak didik dalam meningkatkan kemampuan dalam berbuat sesuatu, berimajinasi, berpengalaman, berintuisi, merasakan, dan berfantasi.

Pendidik yang menganut humanismemengedepankan peranan emosi dalam dunia pendidikan. Freudian melihat emosi sebagai hal yang mengganggu perkembangan, sementara itu humanistik manfaat pendidikan emosi. Emosi adalah karakteristik yang sangat kuat yang terlihat dari sudut pandang pendidik beraliran humanistik. Oleh karena itu, mengabaikan pendidikan emosi sama dengan mengabaikan potensi terbesar manusia. Orang dapat belajar dengan menggunakan emosi dan memanfaatkan pendekatan humanistik ini sama seperti yang didapatkan dari pendidikan yang mengedepankan kognisi.

Daftar Pustaka:

Sumanto. 2014. Psikologi Umum. Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun