Mohon tunggu...
Ferdi Rosman Feizal
Ferdi Rosman Feizal Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis lepas

Idealisme dan Nasionalisme untuk dasar kemajuan Bangsa dan Negara

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bandara Miangas Membuka Peluang Usaha Baru: Wisata Bahari!

1 Juni 2016   16:43 Diperbarui: 8 Juni 2016   20:47 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pantai Lobo, Miangas"][/caption]Kecuali Musim Angin Barat, musim lainnya di Pulau Miangas senantiasa menarik disaksikan serta dirasakan apalagi diabadikan dalam bentuk foto pemandangan terlebih menggunakan kamera DSLR yang dilengkapi dengan lensa tele. Kegiatan tradisional senantiasa tersaji bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana Pulau Miangas dengan ciri khasnya yang menjaga kearifan lokal dan tak pernah terusik modernisasi ini.

Selain itu, musim apapun di Pulau yang pernah dikenal dengan Las Palmas ini, arsitektur khasnya hadir dengan ciri tersendiri dalam perpaduan harmonis yang menyatu dengan alam sekitarnya.

[caption caption="'Pajeko' jemput penumpang Kapal"]

[/caption]Musim angin menjadi tantangan tersendiri bagi warga Miangas yang konon Rajanya bisa mengalahkan Raja Sulu Mindanao Selatan, Philipina. Kelompok nelayan justru akan meraup upah besar saat kedatangan Kapal besar ke Pulau Miangas yang tidak dapat bersandar di Dermaga, mendapat keuntungan sewa Perahu ‘Pajeko’dan upah angkut barang yang tak alang kepalang, hingga ratusan ribu rupiah diperoleh dari jasa angkut orang dan barang ke perahu ‘Pajeko’ yang digunakan khusus saat musim angin ketika ombak di perairan Samudra Pasific ini tidak bersahabat.

Pulau Miangas, satu pulau kecil yang terpencil di ujung paling utara Indonesia menjadi destinasi tersendiri bagi para petualang. Mereka hanya bisa mengeksplor keindahan alam Miangas hanya dalam hitungan jam!  2-3 Jam saja selama Kapal Pelni atau Kapal Perintis bersandar dan naik Kapal lagi meneruskan petualangannya ke Pulau-pulau lain yang disinggahi.

Sayangnya, Keindahan Pulau Miangas hanya dapat dinikmati oleh para petualangan saja atau pengunjung yang datang untuk misi tertentu termasuk rombongan pejabat Pemda atau mahasiswa yang melakukan KKN disana namun belum bisa dijadikan destinasi baru wisata bahari, belum dapat dinikmati wisatawan.

Bandara Miangas, Ancam Mata Pencaharian Warga ?

[caption caption="Kelapa Cungkil Miangas"]

[/caption]Kehadiran Bandar Udara di Pulau Miangas yang merupakan Bandara termodern di Perbatasan yang menggunakan lahan seluas 3,15 km2 atau hampir 1/3 bagian pulau ini menghilangkan perkebunan kelapa milik warga jauh hari sebelumnya dikhawatirkan akan mengancam kehilangan mata pencaharian warga miangas (Sumber) dari hasil pertanian berupa kelapa cungkil (kopra) karena hampir seluruh tanah di Pulau Miangas selain pemukiman ditanami pohon-pohon kelapa yang hasilnya dibuat kopra dan dikirim dengan kapal perintis ke Bitung.

Walau kelapa cungkil ini memiliki nilai jual yang sangat rendah yakni sekitar Rp.3.500,-(2013) akibat dipotong upah angkut ke Palka Kapal Perintis dan biaya angkut ke Pelabuhan Bitung, warga miangas tetap menproduksi kelapa-kelapa cungkil ini sebagai mata pencahariannya, ikan kurang begitu bisa diandalkan karena sebagian besar warga miangas adalah nelayan juga yang kesehariannya menangkap ikan secara tradisional di perairan laut miangas sementara kapal cold storage hanya berlabuh sampai Pulau Karatung.

Bandara Miangas, Membuka Destinasi Baru Wisata Bahari  

Warga Miangas seharusnya tidak perlu khawatir, sebaliknya justru harus menyambut gembira kehadiran Bandara Miangas yang paling modern di Perbatasan Negara ini. Pasalnya kehadiran Bandara ini bukan hanya diperuntukan Pejabat Pemda atau TNI yang akan berkunjung melihat situasi perbatasan Negara melainkan membuka isolasi daerah terluar dan daerah-daerah yang memiliki lokasi geografis sulit dan seringkali tidak bisa ditembus dengan transportasi laut saat musim badai karena ombaknya terlampau tinggi. (Sumber). Diharapkan warga miangas tak lagi makan laluga (talas hutan) saat musim badai datang karena bahan pokok bisa dikirim melalui udara dan papa mama tidak lagi bakalahi akibat tidak ada rokok lagi yang dijual disana selama musim badai.

[caption caption="Tanjung Wora, Miangas"]

[/caption]Disisi lain, kehadiran Bandara di Pulau Miangas akan membuka destinasi baru Wisata Bahari di Nusa Utara yang akan membuat banyak orang berdatangan untuk berwisata ke Pulau Miangas yang air lautnya begitu jernih dengan deburan ombak yang dasyat di gua Tanjung Wora yang jarang bisa ditemui di tempat lain, memancing ikan tradisional di perairan tanjung wora dengan umpan komang bilolo, sotong atau kain tiras atau ikut bajubi bersama warga miangas yang menangkap ikan dengan tombak (jubi) dengan menyelam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun