Mohon tunggu...
Fen Emanuel
Fen Emanuel Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Relawan Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Javan Langur Center: Rumah Rehabilitasi Lutung Jawa dan Wisata Edukasi

10 Mei 2017   01:29 Diperbarui: 10 Mei 2017   01:40 2394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan negara kepulaan yang memikili keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, yang diantaranya terdapat flora dan fauna yang ‘endemik’ atau hanya terdapat di negara Indonesia saja. hal tersebut menyebabkan setiap pulau memungkinkan memiliki pertumbuhan dan penyebaran flora dan fauna yang khas dan sesuai dengan kondisi alamnya. Banyaknya satwa (fauna) maupun tumbuhan (flora)  yang endemik kini terancam punah akibat ulah manusia.  Beberapa fauna  yang endemik seperti : Komodo (Varamus komodoensis), Elang Jawa (Speciatus bartelsi), Badak Jawa (Rhinosourus Javanica), Jalak Bali (Leucopsar rothschildi), Burung Cendrawasi (Paradisae apoda), Lutung jawa  (Tracypithecus auratus) dan satwa lainnya. 

 

Lutung Jawa  (Tracypithecus auratus) merupakan jenis primata endemik Indonesia dan dilindungi menurut undang-undang. seperti spesies lutung lainnya, lutung jawa yang sering disebut  juga lutung budeng, memiliki ukuran tubuh sekitar 55 cm dengan ekor yang panjang mencapai 80 cm. Lutung Jawa terdiri atas dua spesies yaitu Tracypithecus auratus auratus dengan wilayah persebarannya di Jawa Timur, Bali, Lombok, Pulau Sempuh dan Nusa Barong dan sub spisies lainnya yaitu Tracypithecus auratus mauritus  dengan wilayah persebaran yang terbatas yaitu di Jawa barat dan Banten. Habitat dan populasi lutung jawa semakin terancam akibat perubahan fungsi hutan sebagai habitat/tempat tinggal Lutung Jawa  menjadi lahan pertanian, perkebunan, pemukiman, dan perburuan liar oleh manusia menyebabkan satwaliar ini menjadi berkurang dan akan punah jika  perburuan dan perubahan habitatnya terus dilakukan. Kelangsungan hidup lutung jawa sangat tergantung dengan keutuhan hutan tropis baik di pegunungan hingga dataran rendah dan daerah pesisir. IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resource) yang menyatakan bahwa status konservasi Lutung Jawa adalah vulnerable, yang artinya rentan terhadap gangguan dan dikhawatirkan akan punah apabila tidak dilakukan perlindungan dan pelestarian habitatnya (IUCN, 2012). 

The Aspinall Foundation (TAF) yang berpusat di Inggris merupakan organisasi non pemerintah yang berkegiatan di bidang konservasi satwa liar langkah diseluruh dunia. TAF Indonesia Program mengelola Javan Langur Center (JLC) atau pusat rehabilitasi Lutung Jawa Jawa Timur dan merupakan bagian dari Java Primata Project yang pusatnya dibangun di kawasan Patuha Jawa Barat. Pusat lembaga rehabilitasi Lutung Jawa (JLC) yang lebih fokus dengan spesifikasinya yaitu merehabilitasi Lutung Jawa sub spesies Jawa bagian timur yang berkedudukan di Coban Talun-Batu Jawa Timur.

Lutung Jawa yang Berada di dalam Kandang Rehabilitasi
Lutung Jawa yang Berada di dalam Kandang Rehabilitasi
Lutung jawa  (Tracypithecus auratus) yang berada di pusat rehabilitasi akan melewati berbagai tahapan sebelum akhirnya dilepasliarkan kembali di habitat aslinya seperti yang sudah pernah dilakukan beberapa kali yakni di kawasan hutan Coban Talun Batu dan kawasan hutan lindung Kondang Merak Malang Selatan. Pada pusat rehabilitas Lutung Jawa hasil penyerahan/sitaan akan diperiksa terlebih dahulu untuk mengetahui kesehatannya dan kemudian akan di masukkan ke dalam kandang karantina selama enam bulan dan dilanjukan ke kandang sosialisasi selama tiga-enam bulan dengan tujuannya agar lutung jawa mampu bertahan hidup dan berkembangbiak di alam. Pada masa sosialisasi ini dikenalkan pakan alami, pengayaan kandang dengan memberi percabangan seperti pepohonan tempat hidup aslinya, serta penggabungan dengan individu lain untuk mencari atau menyesuaikan sifat aslinya dan dapat berkoloni dengan kelompok lutung jawa lainnya karena lutung jawa hidup berkelompok dengan rata-rata jumlah dalam satu kelompok sekitar tujuh individu bahkan bahwa bentuk kelompok Lutung Jawa terdiri dari 6-21 individu dengan satu atau dua jantan dewasa.

Lutung jawa yang rehabitasi di pusat Rehabilitas JLC di amati dan diberikan makanan (pakan) setiap hari oleh petugas (Asper) selama lutung jawa berada di kandang karantina dan kandang sosialisasi. Pengamatan juga dilakukan bagi lutung Jawa yang sudah dilepasliarkan di habitatnya kurang lebih selama sebulan dengan tujuan untuk memantau perkembangan lututng jawa dan untuk mengindari perburuan lutung jawa oleh manusia.

Perpustakaan Mini yang di miliki JLC
Perpustakaan Mini yang di miliki JLC
Pusat rehabilitasi Lutung Jawa (JLC) bukan hanya sebagai tempat rehabilitasi lutung Jawa tetapi juga sebagai lokasi edukasi bagi masyarakat umum seperti bagi kalangan mahasiswa untuk melakukan magang ataupun penelitian mengenai satwaliar/primata endemik. Pada padepokan JLC terdapat perpustakaan mini yang menyediakan buku-buku mengenai Lutung Jawa dan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan lingkungan umum, sebagai tempat pendidikan alam bagi para siswa-siswi sekolah dasar, sebagai lokasi kuliah lapang, dan habitat bagi flora fauna lainnya selain lutung Jawa.

Pengunjung yg memanfaatkan fasilitas JLC
Pengunjung yg memanfaatkan fasilitas JLC
Di sekitar area padepokan JLC terdapat berbagai informasi (papan informasi) yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang kegiatan umum dari program JLC, mengetahui garis besar dari kehidupan perubahan Lutung Jawa mulai dari bayi sampai dewasa, persebaran lutung jawa serta infomasi lainnya yang berkaitan dengan lutung jawa (Trachypithecus auratus).Terdapat juga papan larangan yang bertujuan untuk melarang aktivitas berburu satwaliar.

Observasi Lutung Jawa di Kandang Rehabilitasi oleh Kelompok Pencinta Alam
Observasi Lutung Jawa di Kandang Rehabilitasi oleh Kelompok Pencinta Alam
Petugas yang berada di pusat rehabilitasi Lutung Jawa (JLC) telah memiliki pelatihan dan pemahaman khusus terhadap lutung jawa sehingga setiap kali ingin beraktivitas dengan lutung jawa harus memangkai perlengkapan yang memadai seperti : Sarung tangan, masker, baju berlengan panjang dan bersepatu dengan tujuan untuk untuk menghindari hal yang tidak diinginkan karena dimungkinkan lutung jawa masih memiliki trauma terhadap manusia serta untuk mengindari penyakit yang bisa ditularkan kepada manusia. Aktivitas petugas di Pusat Rehabilitasi Lutung Jawa pada umumnya berkaitan dengan membersikan kandang secara rutin, memberikan pakan dan vitamin untuk lutung Jawa dan atau pengamatan Lutung Jawa yang direhabilitasi yang berada di kandang karantina dan kandang sosialisasi serta pengamatan lutung jawa hasil pelepasliaran. Khusus bagi mahasiswa yg magang/penelitian dapat beraktivitas dengan lutung jawa serta membantu tugas dari petugas JLC. 

Petugas JLC yang memindahkan Lutung Jawa dengan perlengkapan yang Stril
Petugas JLC yang memindahkan Lutung Jawa dengan perlengkapan yang Stril
Pengamatan Lutung Jawa oleh masyarakat umum atau pengunjung harus ditemani oleh Asper dengan jarak yang sudah ditentukan (diluar pagar) karena lutung jawa sangat agresif dengan kehadiran manusia terutama dalam hal keributan. Pengamatan lutung jawa secara langsung bisa juga dilakukan di habitat asli (hutan) lutung jawa hasil rehabilitasi, namun kemungkinan besar sulit ditemukan dan harus menggunakan peralatan pengamatan satwa seperti teropong atau Binoculer. Pihak JLC juga menyediakan bibit pakan lutung jawa yang bisa dimanfaatkan jika pengunjung ingin melakukan penanaman di sekitar area pusat rehabiliasi lutung jawa untuk memperbanyak pakan bagi lutung jawa yang di rehabilitasi serta sebagai bentuk kepedulian manusia kepada alam.

Penanaman pohon di sekitar areal JLC
Penanaman pohon di sekitar areal JLC
Dengan adanya perkembangan jaman dan kemajuan teknologi serta pertumbuhan penduduk yang meningkat, diharapkan kehadiran Javan Langur Center (JLC) Coban Talun memberikan manfaat dasar yang penting bagi kalangan masyarakat menjaga hutan sebagai habitat dari lutung Jawa khususnya dan bagi satwa lainnya dari perubahan lahan, serta menjaga populasi satwa yang endemik khususnya Lutung Jawa agar tetap melimpah di habitat aslinya dan menghindari kepunahan. Dan bagi masyarakat yang mengetahui adanya aktivitas perburuan ataupun memelihara Lutung Jawa diwajibkan untuk melaporkan kepada pihak terkait seperti : BKSDA (Balai Besar Konservasi ALam), Kepolisian, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup atau Javan Langur Center karena Lutung Jawa termasuk hewan yang dilindungi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun