Trotoar?? Hampir semuanya mengenal trotar. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 pasal 45, definisi trotoar adalah salah satu fasilitas pendukung penyelenggaraan lalu lintas. Pada pasal 131 diatur bahwa pejalan kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung yang berupa trotoar, tempat penyeberangan dan fasilitas lain.
Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan raya dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan.
Kesehatan? Apalagi kesehatan. Seluruh manusia yang ada didunia juga sangat kenal dengan kesehatan. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis.
Dari penjabaran antara trotoar dan kesehatan. Apa hubungan dari 2 makna tadi?
Kepoin yuks
Flash back. Suatu ketika ada seorang mahasiswa yang mengendarahi motor, kebiasaan sebelum berhenti kaki sebelah kiri mahasiswa tersebut pertumpu pada trotoar ketika mengendarai motor. Ketika bertumpu posisi kaki tidak pas berakibat keseleo. Keseleo atau terkilir, adalah istilah umum untuk cedera otot. Dalam bahasa medis, ada dua istilah yang merujuk pada kondisi ini namun memiliki arti yang berbeda yaitu "sprain" dan "strain". Dalam Bahasa Indonesia kedua istilah ini sering diterjemahkan sebagai satu kata yang sama, yaitu 'keseleo' dan/atau 'terkilir' namun sebenarnya ada perbedaan arti. Jika seseorang mengalami keseleo atau terkilir, berarti ada dua kemungkinan yaitu "sprain" atau "strain".
Sprain adalah cedera yang terjadi karena regangan berlebihan atau terjadi robekan pada ligamen dan kapsul sendi.
Strain (atau pulled muscle) adalah cedera yang terjadi karena regangan berlebihan atau terjadi robekan pada otot maupun tendon.
Saat kaki mulai merasa nyeri seketika pandangan mata menjadi bunar dan banyak kunang-kunang bertebangan. 10 menit tak sadarkan diri, teman-temanpun bergegas membawa ke tukang pijat. Setelah dipijat bukannya nyeri dikaki semakin hilang malah nyerinya semakin menjadi-jadi dan kaki semakin sakit ketika digerakkan. Banyak fikiran negatif brterbangan didalam otak. Apakah salah pijat?? Kondisi kaki?
Tak lama, mahasiswa itu pun memberanikan diri menghubungi orangtua yang ada di rumah. Wajarlah orangtua, tau anaknya sakit sedikit saja langsung paniknya minta ampun. Detik itu juga si mahasiswi langsung pulang kerumah menggunakan bus, rumah yang letaknya lumayan jauh membutuhkan waktu 3 sampai 4 jam. Turun dari bus ibu dan kakaknya sudah menunggu, sikakak langsung mengendong si mahasiswi untuk memindahkan ke mobil pribadinya. Bukannya langsung dibawa pulang, si mahasiswa terlebih dahulu dibawa ke klinik terapi. Ketika kaki disentuh oleh pelayan terapi, kaki terasa disetrum menggunakan listrik. Entah menggunakan terapi apa itu. 4 kali melakukan terapi, alhamulillah nyeri, bengkak, sakit dikaki si mahasiswi itu sedikit demi sedikit berkurang. Terapi ke 5 mahasiswi mulai bisa berjalan meskipun masih pincang dan nahan sakit. Lama kelamaan kaki semakin pulih.
Dari kejadian ditrotoar, jika tidak ingin mengalami cidera pada kaki, hendaknya kita mengerti fungsi sesungguhkan trotoar untuk pelajan kaki. Bukan untuk pengguna motor atau untuk bertumpu kaki ketika menggunakan motor.
