Mohon tunggu...
Humaniora

Tak Selamanya Uang Membawa Kebahagiaan

19 Juni 2017   11:38 Diperbarui: 19 Juni 2017   11:42 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapa yang tidak mengenal kata-kata rupiah ini atau uang??? Ya memang uang adalah segala-galanya bagi manusia. Terkadang dengan uang mausia bisa lupa segala-galanya selama ini kita mengenal uang merupakan benda yang di car-cari oelh banyak orang, banyak orang yang berkata''jika ada uang segala ssusatu bisa kita milki'' hal yang tidak mungkin menjadi mungkin,uang  juga merupakan benda yang paling istimewa yang di anggap oelh manusia terutama. Padahal uang biasa saja yang terbuat dari kertas akan tetapi di anggap hal atau banda yang bernilai yang bisa merubah manusia, dengn uang apa sja bisa baik itu hal positif maupun hal negative, dengan uang orang yang baik bisa berubah menjadi jahat, orang yanga awalnya hemat menjadi boros entah hal lain apa lagi.

Sebagian orang menganggap uang membawa kebahagian karena dengan uang apa yang di inginkan bisa di lakukan bisa memenuhi nafsu duniawi, akan tetai tidak selamanya uang membawa kebahgian, banyak sekali hal negative yang terdapat jika memilkiuang, sda cerita salah satu keluarga hidupnya sudah tercukupu, bisa di bilang sudah sangat-sangat tercukupi, akan tetapi seorang wanita yang hidup di lingkungan yang dimana orang-orangnya riya dan suka pamer-pamer barang mahal sehingga si wanita ini pun tidak mau kalah ingin memilki barang-barang mewah tanpa di sadari suaminya lelah mencari nafkah, hingga lupa diri si wanita ini pun tak menyangka memilki utang yang sangat besar hingga tidak bisa membayar dengan menyembunyikan hutangnnya sampai suatau saat  si wanita ketahuan oleh suami akan terlibat hutang-hutang yang bisa dibilang sangat besar suaminya berusah membayar akan tetapi si wanita tidak jera dengan kesalahan hingga mengulangi lagi keslahan untuk kesekian kalinya yakni memilki hutang yang bessar lagi.

Hingga sang suami sudah lelah untuk marah sudah tidak tau lagi apa yang akan dilakukan agar si istri jera. Hingga terlontar akankata cerai karena sudah  lelah menghadapi istrinya, dari cerita di atas kita dapat belajar kita hidup di dunia ini hanya sementara jadi jangan terlena jangsn sombing dengan apa yang dimilki, kita semu juga akan balik seperti awal kita berasal dari tanah maka kitapunkakan kembali seperi tanah yang tek berharga sedikitpun, dan tak ada satupun  harta yang akan di bawa hanya amal yang menjadi bekal kita kelak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun