Mohon tunggu...
Fitria Ayuningtyas
Fitria Ayuningtyas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Dosen, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta; Kandidat Doktor di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Bandung; Tutor Tuton Universitas Terbuka; Relawan (Pengajar) di Rumah Autis Cabang Depok, Jawa Barat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Komunikasi Nonverbal untuk Anak Autis

18 November 2019   13:09 Diperbarui: 16 Februari 2021   19:38 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Watzlawick, Beavin dan Jackson mengatakan "we can not not communicate" berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama dalam makna. Komunikasi akan berlangsung dengan baik apabila semua ada kesamaan makna antara komunikator dan komunikan.

Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan manusia sebagai makhluk sosial. Melalui komunikasi, dua individu atau lebih dapat saling bertukar informasi, bertukar pikiran, dan saling memahami kemauan antar satu sama lainnya. 

Komunikasi dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk membiarkan orang lain mengetahui apa yang diinginkan individu, menjelaskan tentang sesuatu kepada orang lain, serta untuk mengetahui sesuatu dari orang lain. Dengan kata lain, komunikasi merupakan suatu aktivitas sosial antar dua orang atau lebih untuk dapat saling bertukar informasi yang dilakukan secara verbal dan nonverbal.

Autisme pertama kali ditemukan oleh Leo Kanner pada tahun 1943 sebagai penyakit perkembangan, muncul sejak lahir di mana perilaku sosial, bahasa, dan komunikasi timbal balik terganggu dan pasien menunjukkan minat yang terbatas dan perilaku berulang (Zimmerman, 2008: 3-4).

Berikut adalah Enam Strategi yang dipercaya cukup efektif dalam membina komunikasi nonverbal dengan anak autis:

1. Komunikasi Nonverbal adalah Jembatan untuk Pengembangan Bahasa.

Sementara berbicara adalah tujuan bagi banyak orang tua dan guru, banyak anak dapat menemukan cara yang sama efektifnya untuk berkomunikasi secara nonverbal. Faktanya, banyak dari komunikasi nonverbal ini, seperti gerakan tangan dan kontak mata, adalah unsur pembangun untuk bahasa. 

Oleh karena itu, penting untuk mendorong perkembangan mereka sebagai pendahulu untuk berbicara terutama untuk anak-anak dengan autis.
Pastikan untuk membuat model perilaku ini untuk anak Anda. Misalnya: ketika Anda ingin anak Anda mengambil mainan, jangan hanya meminta mereka, tetapi arahkan ke mainan dengan tangan Anda dan mengangguk "ya" ketika mereka memilih yang tepat.

Bertepuk tangan, mengulurkan tangan Anda, dan membuka tangan Anda adalah gerakan yang diakui secara universal, bahkan anak kecil yang menggunakan komunikasi nonverbal kemungkinan dapat menafsirkannya.

2. Bermain dan Interaksi Sosial Menciptakan Banyak Peluang untuk Menjelaskan Sesuatu.

Anak Anda akan memiliki banyak kesempatan untuk belajar dan berinteraksi secara sosial melalui bermain-main dengannya. Bermain membuat anak Anda senang, terutama yang melibatkan penyortiran dan pencocokan, yang merupakan pilihan bagus karena mereka bekerja pada keterampilan visual dan motorik, serta komunikasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun