Mohon tunggu...
Fauzi NurAlamsyah
Fauzi NurAlamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Kehidupan

Menciptakan kesan dalam sebuah tulisan Instagram : @Fauzinral

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Penjaga Pintu Rel Kereta

3 September 2019   22:43 Diperbarui: 3 September 2019   22:57 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tak tau palang pintu kereta api, banyak tersebar di daerah- daerah sepanjang rel kereta, dari cerita rakyat yang terdengar selalu menimbulkan korban akibat palang pintu yang hanya bermodalkan bambu dan insting dari seseorang yang bertugas menutup palang pintu rel kereta. Namun, apa kalian tau pengorbanan dari seseorang yang menjaga perlintasan kereta api tersebut? ....

Di depok jawabarat tepatnya dibelakang dmall merupakan Salah satu dari sekian banyak palang pintu kereta yang bisa disebut ilegal.

Butiran butiran debu yang hinggap dikulitnya dan wajahnya bahkan hingga terhirup ke paru paru tidak membuat pria tersebut mennyerah untuk menjalankan rutinitasnya.

Panas dan hujan layaknya teman yang setia mendampinginya dalam menjalankan pekerjaan. Sudah 20 tahun laki-laki paruh baya ini mengabdikan waktunya untuk menjaga perlintasan kereta ilegal, dengan usia 60 tahun Pak Yanto masih menjalankan rutinitas ini.

Hanya berbekal tali dan bambu panjang, Pak Yanto dengan sigap menarik pintu kereta disaat kereta ingin melintas, Upah yang didapat pun tidak seberapa dengan besarnya resiko yang dihadapi, tapi itu semua terbayarkan dengan keselamatan pengendara yang melintas.

Pak Yanto tidak sendirian dalam melakukan pekerjaannya ini, ia dan 10 orang temannya bergantian untuk menjaga perlintasan. Waktu yang dimiliki sangatlah berharga bagi Pak Yanto dan teman-temannya, berat rasanya meninggalkan perlintasan kereta hanya untuk makan atau sekedar untuk buang air kecil dan ketika ingin menemuinya  sambil mengobrol Pak Yanto merasa keberatan karna ia harus fokus pada perlintasan besi yang panjang itu, pak yanto dan teman-temannya memiliki tanggung jawab yang besar atas keselamatan orang banyak.

Mata Pak Yanto dengan jeli memperhatikan setiap tanda kehadiran kereta, mulai dari getaran tali listrik kereta hingga kepala kereta yang mulai terlihat.

Pak Yanto dan teman-temannya dengan sukarela melakukannya, meskipun penghasilannya tidak cukup untuk menafkahi istri dan anaknya tapi semua dilakukannya tanpa pamrih.

Pakaian kusam tidak menjadi hambatan, hanya dengan mengenakan topi sebagai pelindungnya dari panas terik, dan sandal yang menjadi alas kakinya saat menginjak batu rel, ia siap menjaga perlintasan kereta api dan mengorbankan waktu bersama keluarganya.

Dari mobil mewah hingga motor besar yang melintas Yanto hanya bisa melihat dari pinggir perlintasan dan berharap suatu saat dapat memilikinya serta memberikan uangnya untuk sumbangan.

Terkadang Pak Yanto sering mendapat teguran dan omongan kasar dari para pengendara, namun itu tidak membuatnya terbawa emosi dan tetap melakukan pekerjaannya dengan senyuman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun