Mohon tunggu...
Fathur Fdj
Fathur Fdj Mohon Tunggu... Pewarta Lokal -

Pewarta Lokal

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pakasam Mahang Pun di Klaim Malaysia

30 Juli 2016   16:18 Diperbarui: 30 Juli 2016   16:33 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aluh Dali Pembuat Pakasam Asli Mahang (Sumber : Doc. Pribadi)


Pakasam Mahang diklaim Malaysia dalam 100 Kuliner Kekayaan Malaysia

Pakasam adalah makanan atau kuliner khas dari Mahang Sungai Hanyar, Barabai Hulu Sungai Tengah, Propinsi Kalimantan Selatan, kuliner ini  begitu terkenal  turun temurun dan masih bertahan sampai sekarang, diminati karena rasanya yang khas dan diracik tangan-tangan terampil Ibu-Ibu yang setia di profesi mereka sebagai Pedagang Pakasam.

Ibu-Ibu dari Mahang Sungai Hanyar memproduksi sendiri Pakasam yang mereka jual, tentunya untuk menjaga cita rasa dan kebersihankuliner yang dibuat. Mereka sedari pagi buta sebagiannya sudah berjualan di Pasar Subur Barabai dan lainnya ada sampai sore di Lokasi Pasar Baru Barabai.

Ciri khas pedagang Pakasam adalah mereka rata-rata membawa barang dagangan mereka dengan mengendarai sepeda bersama dan menggunakan “kampil”. “Kampil” adalah jenis dua karung dari anyaman purun yang diletakkan di belakang sepeda dan diisi beragam dagangan dan keperluan berjualan.

Di Mahang Sungai Hanyar terdapat Puluhan Pembuat dan juga berprofesi pedagang Pakasam, mereka  membuat pakasam di masing-masing rumah. Salah satunya adalah Bu Masniah atau akrab dipanggil Aluh Dali, Dia mampu memproduksi sampai 40 kilo gram Pakasam sehari dan terjual habis rata-rata 20 Kilo gram.

Menurut Aluh Dali bahwa pembuatan Pakasam sederhana namun sajian dan rasanya yang masam akan membuat menyegarkan dan menambah selera makan. Proses pembuatan pakasam berbahan dasar  beragam jenis ikan mulai sepat, papuyu, haruan atau anak ikam, namun yang terbaik adalah ikan sepat.

Pakasam Mahang (Sumber : Doc. Pribadi)
Pakasam Mahang (Sumber : Doc. Pribadi)
Bahan ikan diasinkan dengan proses permentasi dengan garam, ikan diperam, dicampur dengan taburan beras yang digoreng. Menurut Aluh Dali  jenis beras yang paling baik digunakan adalah beras siam runut, taburan beras yang digoreng sebelumnya telah ditumbuk atau digiling dengan mesin penggiling yang sudah ada di Kampungnya. Setelah dibuat didiamkan beberapa waktu 1-5 hari, rasa masamnya paling terasa disaat hari ketiga hingga kelima  dan dapat bertahan sampai 15 hari.

Pengolahan Pakasam berbeda dengan Kuliner Iwak Wadi yang diolah dengan proses perendaman ikan dengan garam curai dan dapat bertahan hingga 1 bulan bahkan satu tahun. Rasa Iwak Wadi  cenderung asin dan disajikan digoreng langsung atau pun dengan olahan khusus lainnya. Iwak wadi dijual lebih mahal ketimbang Pakasam.

Aluh Dali memasarkan sendiri pakasamnya dengan mengayuh sepeda tua miliknya dan bersama pedagang lainnya sejak pagi sekali sudah menata dagangannnya di pasar Subur. Dia memasarkan pakasam dengan bekerjasama dengan para penjual sayur, satu bungkus berisi 4 ekor ikan pakasam dijual dengan harga Rp. 1.000,- dalam satu hari terjual  rata-rata 150 bungkus.

Pakasam Mahang Siap Jual (Sumber : Doc. Pribadi)
Pakasam Mahang Siap Jual (Sumber : Doc. Pribadi)
Tak jauh berbeda Arbainah Penjual Pakasam dari Mahang saat ditemui di Pasar Baru Barabai menuturkan menjual  pakasamnya dengan timbangan harga seperempat kilo Pakasam dijual Rp.5.000,-, Setengah Rp. 10.000,- dan Satu Kilo Rp. 18.000,- dan dalam seharinya dapat menjual hingga 20 kilo perhari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun