Mohon tunggu...
Farhat Gumelar
Farhat Gumelar Mohon Tunggu... Novelis - Pelajar SMAN 1 PADALARANG

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ikhtiar dan Tawakal

17 September 2019   09:00 Diperbarui: 17 September 2019   09:01 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bulan Oktober tahun 2018 lalu merupakan bulan yang paling bersejarah dalam hidupku. Aku yang pada saat itu kelas XI di SMA Negeri 1 Padalarang menjadi salah satu perwakilan Kabupaten Bandung Barat dalam Pasanggiri Basa, Sastra, dan Seni Sunda tingkat Provinsi Jawa Barat yang di selenggarakan di salah satu hotel di Lembang.

Aku sangat bersyukur sekali, menjadi juara pertama Lomba Maca Warta tingkat Kabupaten Bandung Barat menjadi langkah awal bagiku untuk menjadi peserta lomba di tingkat Provinsi Jawa Barat. Pada dasarnya, aku memang sangat menyukai Public Speaking. Aku suka sekali berbicara di depan banyak orang. Oleh karena itu, aku pernah mengikuti berbagai lomba untuk menjajal kemampuanku dalam berbicara.

Awalnya, aku tidak menyangka bahwa aku akan menjadi perwakilan Kabupaten Bandung Barat dalam pasanggiri sunda ini. Yang terbersit di pikiranku hanyalah harus berusaha yang terbaik, baik itu menang atau kalah, yang terpenting aku sudah berusaha sebaik mungkin.

Perlombaan ini berlangsung selama lima hari. Hari pertama, aku dan teman-teman perwakilan Kabupaten Bandung Barat lainnya berlatih bersama. Awalnya, tidak ada satu orang pun yang aku kenal disana, kecuali pembimbingku. Aku termasuk orang yang sulit untuk bergaul. Lidahku terasa sangat kelu hanya untuk mengucapkan "Hallo, namanya siapa?" ataupun kalimat pembuka percakapan lain yang kurasa aku sangat sulit untuk mengungkapkannya.

Namun dengan sendirinya, kita mengenal satu sama lain. Pepatah mengatakan 'tak kenal maka tak sayang'. Keesokan harinya, dimulailah perlombaan ini. Banyak sekali peserta yang hadir, dari berbagai kabupaten di Jawa Barat. Mata lomba pasanggiri ini yaitu maca warta, sisindiran, aksara sunda, kawih, dan pupuh. Karena perlombaan ini diselenggarakan selama lima hari berturut-turut, sehingga setiap mata lomba melaksanakan perlombaannya di hari yang berbeda. Oleh karena itu, kami dapat saling memberi dukungan kepada teman kami yang sedang melaksanakan perlombaan.

Aku adalah peserta lomba maca warta yang dilaksanakan di hari terakhir. Menurutku, perlombaan ini sangat seru. Aku dapat mengenal orang-orang yang berasal dari berbagai daerah. Hingga waktu perlombaanku tiba.

Sedari pagi, aku tidak enak hati. Perlombaan ku dimulai tengah hari. Semakin siang, perasaanku semakin tak karuan. Berkali-kali aku bolak-balik kamar mandi. Tiga puluh menit sebelum perlombaan maca warta dimulai, aku memasuki ruangan lomba ini. Aku duduk di barisan paling depan. Aku adalah peserta dengan nomor urut 12. Tidak terlalu akhir, namun tidak terlalu awal pula. Setelah aku duduk, aku tidak berhenti mengucap ayat-ayat-Nya. Batinku tidak berhenti berdoa, memohon bimbingan-Nya.

Peserta pertama memulai aksinya. Diteruskan dengan peserta-peserta berikutnya. Aku memerhatikan penampilan mereka dengan seksama. Namun semakin dekat giliranku, aku tidak berhenti meremas jemari tanganku. Keringat di pelipisku tak terasa mengucur deras, AC diruangan ini tak terasa sama sekali.

Tibalah giliranku. Pembimbingku memberi semangat kepadaku. Aku mulai melangkahkan kakiku, walaupun terasa sangat berat sekali. Setiap mata di ruangan itu tertuju kepadaku. Akupun melontarkan senyumku kepada mata-mata yang sangat tajam itu.

Aku memulai penampilanku. Aku berusaha yang terbaik. Kata demi kata, kalimat demi kalimat, tak terasa sudah terlontar dari bibir ini. Perasaanku campur aduk. Gugup dan senang menjadi satu. Aku bersyukur telah diberikan kesempatan untuk jadi peserta tingkat Jawa Barat ini. Dengan menjadi peserta pun, itu berarti bahwa aku sudah mengalahkan saingan-saingan ku se-Kabupaten.

Tibalah hari pengumuman pemenang. Aku sudah mencoba yang terbaik di perlombaan ini. Namun, aku tidak percaya diri dengan penampilanku kala itu. Dan benar saja, aku kalah. Jujur, aku sangat sedih sekali ketika itu. Rasa kecewaku menusuk batinku. Aku berfikir bahwa perjuanganku sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun