SAHABAT
Sahabat  . . .
Kau bilangan real yang ku suka
alas dari itu ialah kepercayaan
hubungan yang bagaikan lingkaran,
dimana kitalah diameternya
dan membuat kita saling terhubung
Sahabat . . .
Kau bak program linear
disaat bertengkar selalu ada cara tuk kembali
Meski dikelilingi banyak insan
hanya engkau titipan tuhan  untukku.
tak perlu mengukur kadar persahabatan
Karna ku tahu dihati kita memiliki koordinat yang menunjukkan kita berada
Sahabat . . .
Saat bersamamu bagaikan hasil yang menyenangkan
Karna aku bahagia saat bersamamu
Kita layaknya  pecahan biasa
Karna hasilnya tidak selalu bulat
Selalu bimbang saat masalah menghampiri
Sahabat . . .
Kau bak bilangan positif
mengajari hubungan persahabatan dalam mempercayai seseorang
Agar tak terjatuh kedalam rumus yang salah
Selama bersama, tak ada diskriminan antara kita
Hal yang direncanakan walaupun bagai  kalkulus
harus diselesaikan agar komitmen tercapai
Kita bak angka nol pada garis bilangan
Masih labil dalam keputusan
Sahabat...
Selama bersamamu tak pernah terbesit bahwa kau disubsitusikan
Meski berjauhan, selalu ada peluang tuk bersua
Tapi . . .
Aku tahu istilah eleminasi dalam matematika
Sekarang itu menjadi nyata
Tuhan memiliki kehendak lain, dengan cara meeleminasi kau dari ku
Hatiku hancur berkeping-keping saat kau tiada
kau adalah sumbu inspirasiku
Sekarang pun aku meresa seperti himpunan kosong
Selalu mengira semua hanyalah mimpi
sekarang hanya sebuah tabung yang tersisa
Terisi modus kenangan kita
Sahabat . . .
Bahkan sekarang aku sudah mulai lupa wajah dan suaramu
Tapi tak pernahku lupa darimu ialah
kau adalah komplemen yang berharga selamanya
Aku telah mengikhlaskan mu
Sahabatku . . .