Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Foto Plesiran Gayus Pertanda Gagalnya Revolusi Mental Aparat!

12 Oktober 2015   21:50 Diperbarui: 13 Oktober 2015   00:21 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gayus lagi..Gayus lagi..mungkin itu yang ada di benak pembaca ketika melihat tulisan ini. Mungkin ada juga yang sudah merasa bosan dengan ulasan tentang Gayus di Kompasiana sehingga memilih untuk melewatkannya saja. Namun tidak bagi saya. Secara pribadi, saya merasa belum puas dengan cara kemenkumham menangangani persoalan plesiran Gayus Tambunan.

Bagi sebagian pembaca, cara penanganan kemenkumham, Yasonna Laoli terhadap plesiran Gayus mungkin sudah sangat memuaskan. Karena segera sesudah heboh pemberitaan tentang foto-foto Gayus di rumah makan bersama dengan dua kompasianer wanita, Yasonna Laoli langsung bertindak cepat memerintahkan pengusutan kebenaran rumor plesiran Gayus. Yang muncul di permukaan dari penelusuran tersebut adalah Gayus keluar lapas untuk mengikuti persidangan perceraian dengan istrinya. Artinya, ia telah mendapatkan perizinan untuk itu. Ia dikawal oleh petugas lapas dan polisi. Sampai di sini, tidak ada celah untuk menyalahkan Gayus Tambunan.

Yang kemudian menjadi persoalan adalah ketika Gayus memanfaatkan peluang keluar penjara untuk makan di restoran yang letaknya cukup jauh dari lokasi persidangan. Ada indikasi Gayus, sebagai seorang terhukum malah bebas menentukan pilihan terkait restorannya. Begitu berkuasanya Gayus terhadap para sipir dan polisi yang mengawalnya, sehingga mereka mau-mau saja seperti 'kerbau yang dicocok hidung' oleh Gayus Tambunan untuk menuruti apa yang menjadi keinginannya. Alasannya karena mereka juga lapar, sehingga mereka mau saja diajak makan di restoran Manado oleh Gayus Tambunan. Bahkan dari pengakuan Gayus Tambunan, oknum polisilah yang menjadi juru potretnya.  

Soal perjumpaan Gayus dengan kedua wanita tersebut, aparat seperti mengabaikannya dan menganggapnya sebagai sebuah kebetulan. Soal adanya HP di atas meja di hadapan Gayus Tambunan, aparat memilih percaya saja kepada pengakuan Gayus Tambunan bahwa HP itu bukan miliknya (sejauh yang diberitakan media).

Sebagai sanksi hukum, Gayus diisolasi di Lapas Gunung Sindur. Kedua sipir pengawal Gayus hanya dikenakan sanksi administratif untuk tidak lagi berhubungan langsung dengan para napi. Apakah pengusutan dan penyelidikan terkait foto plesiran Gayus masih dilakukan? Sejauh ini media belum memberitakannya. Sepertinya, soal plesiran Gayus ke restoran sudah berakhir di Lapas Gunung Sindur. 

Akan tetapi, bak petir di siang bolong, lagi-lagi sebuah fakta baru mencuat ke permukaan. Foto Gayus sedang menyetir sebuah mobil bersama dengan salah seorang wanita yang ikut makan bersama Gayus Tambunan di sebuah restoran beredar di media. Publik dibuat terkejut. Jika Kemenkumham masih mempunyai nurani, ia pasti akan turun tangan sekali lagi untuk menginvestigasi ulang semua pengakuan yang sudah dibuat Gayus maupun para pengawalnya sebelumnya. Ada indikasi Gayus dan kedua sipir penjara, pengawal Gayus tidak memberikan keterangan secara jujur. Karena tidak ada pengakuan sebelumnya bahwa Gayuslah yang menyetir mobil. Bahkan versi pengakuan Gayus, dia tidak mengenal kedua perempuan yang berfoto bersamanya. Dia hanya kebetulan berjumpa dengan kedua wanita tersebut di restoran. Logikanya, jika hanya berjumpa secara kebetulan di restoran berarti tidak ada cerita sempat jalan-jalan bareng dalam satu mobil dengan Gayus sebagai sopirnya. 

Pertanyaannya, jika Gayus bebas menyetir mobil dan jalan bareng dengan kedua wanita tersebut, kemanakah para pengawal Gayus Tambunan? Apakah mereka disuap oleh Gayus agar mengizinkan Gayus bisa bebas plesiran dengan mobil bersama dengan kedua wanita tersebut? Benarkah Gayus tidak mengenal kedua wanita tersebut? Berati ada kompromi di sini. 

Mencuatnya temuan fakta baru plesiran Gayus ini juga sekaligus menjadi ujian bagi profesionalisme aparat penegak hukum dalam mengusut dan menuntaskan kasus bebasnya seorang Gayus keluar lapas dan plesiran ke mana-mana. Lebih dari itu, foto-foto plesiran Gayus ini juga menjadi prantanda bahwa revolusi mental para aparat penegak hukum khususnya terkait pengamanan lapas masih belum terjadi. Lapas-lapas kita masih terlalu longgar dalam urusan pengamanan terhadap para tahanan, terutama tahanan koruptor dan pengedar narkoba yang rata-rata masih memiliki banyak uang. Para petugas lapas dari jajaran tertinggi sampai kepada para sipirnya masih rentan dan mudah disuap oleh para napi untuk memuluskan niat mereka untuk memiliki hp, laptop, atau barang-barang lain yang dilarang untuk digunakan seorang napi serta untuk bisa bebas berkeliaran di luar lapas.

Dengan demikian, heboh foto Gayus nyetir mobil dan makan-makan di restoran menjadi indikator/gunung es, bahwa upaya pemerintahan Jokowi untuk membenahi sistem pengamanan di lapas masih sangat kedodoran. Kemenkumham perlu kerja lebih giat untuk membenahi semuanya agar tidak bermunculan lagi cerita-cerita serupa Gayus di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun