Mohon tunggu...
Faizal Muchsinun Najib
Faizal Muchsinun Najib Mohon Tunggu... Pekerja Sosial -

Belajar terus, kritik yang membangun selalu saya butuh kan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menulis, Kegiatan Produktif Bukan Destruktif

30 Juli 2017   07:35 Diperbarui: 30 Juli 2017   09:01 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis merupakan kegiatan menuangkan ide dan pikiran ke dalam tulisan. Tulisan tersebut nantinya akan dipahami pembacanya dan mampu memberikan wawasan atau dampak terhadap proses kognisi pembacanya. Tulisan tidak selalu merupakan sesuatu yang ilmiah tetapi juga dapat berupa sastra fiksi humor dan tulisan lain. Anggapan bahwa keterampilan menulis harus didasarkan dengan banyak membaca menjadikan produktifitas menulis menjadi rendah. Lemahnya produktifitas tersebut dikarenakan lemahnya budaya membaca yang ada. Maka dari itu paradigma tentang menulis juga harus dipahami oleh khalayak umum supaya dapat dibedakan tulisan yang membutuhkan kredibilitas penulis dan tulisan yang tidak membutuhkan kredibilitas penulis.

Menulis juga merupakan kegiatan yang menandakan bahwa peradaban saat ini ada dan akan diketahui oleh beberapa generasi yang akan datang dengan membacanya. Selain itu menulis dapat menjadi sarana katarsis atau ventilation bagi seseorang yang akan meredakan tekanan pikiran. Menuangkan ide dan gagasan mengkritik pemerintah juga dilakukan dengan tulisan logis demi perbaikan sebuah bangsa. Tulisan juga dapat digunakan sebagai pertimbangan stakeholder untuk memutuskan kebijakan program yang akan diterapkan di masyarakat. Selain yang telah saya sebutkan, masih banyak lagi manfaat dari menulis untuk orang di sekitar kita.Tetapi menulis juga memiliki dampak yang buruk bagi khalayak umum. 

Tulisan yang berisi ujaran kebencian dan ajakan provokatif memunculkan dampak yang serius di masyarakat. Tulisan mampu membuat orang berubah drastis dari yang ramah menjadi mudah marah, dari yang santai menjadi ahli bantai. Tentunya fenomena ini menjadi hal yang harus selalu dikritisi terlebih tulisan yang memuat fitnah. Dampak tersebut menurut saya secara pribadi diakibatkan karena lemahnya pemahaman tentang etika menulis, bukan karena lemahnya menulis. Berbeda sekali orang yang belajar menulis dan orang menulis dengan adanya kepentingan. Orang yang beru menulis seperti saya akan banyak sekali ditemukan kesalahan dalam pemilihan diksi atau kata. Sedangkan orang yang melanggar etika menulis adalah orang yang pandai dalam memilih kata-kata tetapi tulisan bermuatan hal yang menyudutkan orang lain, hyperbola dalam menyampaikan, menambahkan atau mengurangi substansi dan lain sebagainya. Tulisan yang diciptakan pada akhirnya berisikan fitnah dan sesuatu yang tidak sesuai dengan fakta.

Kondisi seperti ini tentu bukan atmosfer menulis yang baik. Seharusnya menulis menjadi kegiatan produktif yang mendorong orang untuk semakin kreatif, semakin luas wawasan, semakin muncul idea brilian untuk mendorong peradaban. Bukan sebaliknya justru bersifat destruktif, merusak, mempermalukan orang, mengalahkan lawan, menyebar kebencian dan lain sebagainya. Dalam tulisan pertama ini saya berharap bisa menjadi orang yang selalu menulis untuk kebaikan. Saya sadar saya bukanlah seorang ahli dan terkadang sukangalor ngiduldalam menyampaikan opini, tetapi tidak apa-apa. Saya anggap itu bagian dari proses dan tentunya kritikan membangun sangat saya butuhkan.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun