Mohon tunggu...
Faisal Basri
Faisal Basri Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mau Pacu Produktivitas? Benahi Ketenagakerjaan

9 Februari 2016   16:07 Diperbarui: 9 Februari 2016   16:43 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perubahan struktur perekonomian yang tidak mengikuti pola normal akan membawa konsekuensi pada struktur ketenagakerjaan. Penurunan peranan sektor pertanian dalam produk domestik bruto (PDB) yang tidak diiringi oleh akselerasi industrialisasi membuat pilihan pekerja semakin sangat terbatas, nyaris kecil pindah dari pekerja informal menjadi pekerja formal mengigat tingkat pendidikan mereka sangat rendah.

Sektor pertanian lambat laun bertransformasi menuju pertanian modern. makin banyak pengusaha besar melakukan mekanisasi, terutama di sektor perkebunan dan peternakan. Mulai juga muncul konsep rice estate. Akibatnya, kebutuhan pekerja per hektar turun.

Pilihan yang paling mungkin bagi pekerja pertanian adalah menyemut sebagai pekerja informal di perkotaan. Beban pemerintah untuk membayar sistem jaminan sosial, khususnya BPJS kesehatan jadi tinggi. Daya dukung kota semakinn terbatas, sehingga menimbulkan potensi gesekan sosial.

Mereka bekerja di sektor konstruksi sebagai pekerja kasar dan menjajakan apa saja termasuk produk-produk impor dari Tiongkok di kakilima, pelataran masjid, dan di persimpangan jalan ketika pengemudi menunggu lampu hijau.

Pembangunan infrastruktur mutlak digalakkan, tetapi jangan lupa membenahi kualitas sumber daya manusia. Bukankah pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat kebanyakan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun