Mohon tunggu...
Fahmi Ramadhan Firdaus
Fahmi Ramadhan Firdaus Mohon Tunggu... -

Constitutional Law Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menebak Arah Pansus Angket KPK dan Fenomena Fahri Hamzah

9 Juli 2017   01:16 Diperbarui: 9 Juli 2017   04:29 1655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : tirto.id

Jember - Sudah kurang lebih 2 bulan Pansus Angket KPK dibentuk, banyak penolakan yang ditujukan kepada Pansus ini karena dinilai hanya terkesan mencari-cari kesalahan KPK. Awalnya Pansus dibentuk untuk mendesak KPK agar membuka rekaman percakapan penyidikan terhadap Miriam Hariani, namun seiring waktu tujuannya semakin melebar yang muaranya untuk membubarkan KPK.

Kunjungan Pansus Angket ke Sukamiskin

Mungkin bagi mereka ( Pansus ) ini etis, namun bagi masyarakat yang berakal sehat ini jelas merupakan sebuah lelucon. tindakan pansus mengunjungi Lapas Sukamiskin tak bernalar hukum. Apalagi, seluruh koruptor yang mendekam di Lapas Sukamiskin sudah terbukti secara sah dan berkekuatan hukum tetap ( inkracht ) melakukan tindak pidana korupsi.

Arahnya bisa ditebak, jika yang menjadi Narasumber adalah koruptor. Sebaik apapun kinerja KPK selama ini pasti akan dinilai sangat jelek oleh mereka. Jelas saja mereka menganggap karena KPK mereka menginap di Hotel Prodeo.

Vonis bersalah yang dijatuhkan kepada koruptor sebenarnya sudah membuktikan bahwa kinerja KPK ini on the track. Tak bisa dipungkiri bahwa hal ini bermuatan politis, Pansus berkolaborasi dengan Koruptor dalam pemufakatan jahat untuk melemahkan bahkan membubarkan KPK.

Kunjungan Pansus ke Sukamiskin tidak hanya melawan KPK, namun juga melawan sebuah proses peradilan yang sah dengan mengatasnamakan keadilan yang hampa hanya untuk kepentingan politik sekelompok. Seolah-olah berteriak untuk menegakan keadilan tapi kenyataannya hanya berdelusi.

Lalu apa yang terjadi setelah Sukamiskin? Saya yakin apa yang dikatakan para koruptor kepada Pansus Angket KPK hanya berisi kesalahan dan kekesalan kepada KPK menurut versi mereka yang sebenarnya mengada-ngada. Setelah itu pelanggaran-pelanggaran yang disampaikan koruptor akan menjadi penguat dasar merevisi Undang-Undang KPK untuk melemahkan KPK.

Fenomena Fahri Hamzah

Apa cuma saya disini yang agak kesal liat pernyataan-pernyataan Fahri Hamzah di media yang menjatuhkan KPK tanpa dasar yang jelas? Pernyataannya yang menuduh kasus korupsi e-KTP merupakan akal-akalan dan pembohongan publik merupakan tuduhan serius dan omong kosong.

Fahri Hamzah adalah orang yang tidak berkepentingan langsung dengan Pansus Angket KPK, ia hanya sekedar mencari sensasi. Memang benar ia politisi sejati yang tahu kapan harus muncul ke permukaan. Sikapnya yang berbeda dengan masyarakat luas, secara terang-terangan menjatuhkan KPK. Sadar atau ngga ini meningkatkan elektabilitasnya, secara politis adalah modal penting di 2019 meskipun dia tak punya partai karena dipecat, tapi yang namanya politisi dia bisa meloncat kemana saja tergantung kepentingan. Dengan ditentangnya Fahri karena sikapnya, tidak malah merugikannya, justru akan menguntungkannya. Politisi seperti ini selalu ada disetiap zaman.

Kalau bersih kenapa harus risih sih? Hasil Survei SMRC hanya 6,1 % hanya rakyat Indonesia yang percaya sama DPR, yah telak dengan 64,4 % rakyat yang percaya sama KPK. Parahnya, 53,8 % rakyat percaya bahwa DPR terlibat dalam korupsi e-KTP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun