Mohon tunggu...
Fadhilah Miftahul Ilmi
Fadhilah Miftahul Ilmi Mohon Tunggu... Lainnya - UIN WALISONGO SEMARANG

Sukamara, 23 November 2001 Mahasiswa Moto hidup "Bahagiakan orang tuamu sebelum mereka pergi, dan bahagiakan orang tuamu sebelum kamu yang pergi"

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kehidupan Sebuah Kota Permata

8 April 2020   12:00 Diperbarui: 12 April 2020   21:20 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash


Pada sebuah tanah tempat berpijak dan sebuah rumah tempat bernaung. Terdapat sebuah tempat yang kehidupan didalamnya tidak begitu banyak dan tidak terlalu besar, bahkan baru saja berumur 17 tahun. Jauh berbeda dengan kota kebanyakan, dia hanyalah kota yang penuh dengan kentalnya adat melayu, penuh dengan rasa kekeluargaan, serta kuatnya hubungan toleransi antar umat beragama. Kota tersebut diberi julukan dengan “Kota Permata” dan letaknya ada di provinsi Kalimantan Tengah. Sebuah kota yang alamnya masih sangat asri, walau memang sudah tidak sebagus dahulu kala. Julukan tersebut bukan tanpa alasan, banyak sekali terdapat pengrajin batu cincin yang ada ditiap sudut tempat. Batu permata yang paling populer adalah "Batu Kecubung". Warna biru hingga ungu dari yang terang hingga gelap menjadi ciri khas batu permata tersebut. Karena warnanya yang sangatlah indah sehingga membuat hati menjadi terpikat. Batu kecubung sangat mudah ditemukan saat musim perhiasan batu cincin sedang populernya dan pasti memiliki nilai serta harganya tersendiri bagi para kolektor batu cincin.

Namanya adalah "Sukamara", suatu Kabupaten baru yang ada di Kalimantan Tengah dan berbatasan langsung dengan provinsi tetangga yaitu Kalimantan Barat. Menurut masyarakat disini kata "Sukamara" memiliki arti suka maju, yang mana sesuai dengan motonya "Gawi Barinjam" yang artinya adalah gotong royong untuk tujuan mulia. Sehingga kehidupan bermasyrakatnyapun penuh dengan rasa kebersamaan, saling tolong menolong, hingga kuatnya rasa persaudaraan antar sesama. Ketika ada seseorang yang memerlukan pertolongan, maka masyarakatnya akan ikut bahu-membahu untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut bersama sehingga beban tidak dirasakan sendiri oleh orang tersebut.

Sukamara berbatasan dengan Kalimantan Barat lebih tepatnya oleh desa Sukaramai. Perbatasannya bukan sebuah bangunan besar, bukan sebuah patung  ataupun tembok yang sangat kokoh, namun hanya dibatasi oleh sebuah sungai besar bernama Sungai Jelai. Sejak zaman nenek moyang, sungai tersebut telah menjadi salah satu sumber kehidupan bagi masyarakat di Sukamara ini. Setiap hari banyak sekali masyarakatnya yang mengambil kekayaan alam yang telah Tuhan berikan di sungai itu dan kemudian hasilnya mereka jual di pasar  tradisional. Tidak jarang karena terlalu banyak ikan yang mereka peroleh, membuat masyarakat Sukamara mempunyai cara tersendiri dalam mengolah dan mengawetkannya. Salah satu olahan dan pastinya menjadi oleh-oleh khas Sukamara yang banyak ditemukan adalah "Krupuk basah dan amplang". Selain itu, jika ingin digunakan sebagai simpanan makanan bagi masyarakatnya, maka ikan tersebut diawetkan dengan cara diasinkan dan kemudian dijemur hingga kering sehingga dapat bertahan lama.

Jika kita berbicara keindahan alam, Sukamara juga memiliki banyak sekali pantai. Dimana pantai-pantainya sangat idah dan banyak mengundang wisatawan, baik dari dalam daerahnya sendiri bahkan luar daerah terutama yang berbatasan langsung dengan Sukamara. Kemudian dengan adanya kehidupan di pesisir pantai, maka terdapat banyak sekali nelayan yang mencari dan menggantungkan kebutuhan hidupnya pada laut, dimana sangat banyak terdapat kekayaan alam di dalamnya, misalnya udang, lobster, ikan laut, hingga cumi-cumi. Dengan begitu kecukupan pangan di Sukamara sangatlah banyak, baik dari lautnya, sungai, hingga hasil pertaniannya. Jika disaat laut sedang dalam keadaan cuaca buruk atau badai, maka masyarakatnya masih dapat mengkonsumsi hasil sungai dan pertanian yang sangat melimpah, sehingga tidak ada yang kelaparan dan kekurangan.

Kebudayaan Sukamara pun masih sangat kental di dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang hampir setiap minggunya ada para anak-anak muda yang melakukan latihan japen/ japin, bahkan sering sekali adanya lomba-lomba kesenian yang diadakan oleh pemerintah. Tari yang diiringi musik khas Sukamara menjadi alunan lembut dan sarana hiburan bagi masyarakat sekitarnya. Selain budaya dalam kesenian, masyarakat Sukamara juga sangat menjaga budaya tentang menghormati yang lebih tua. Tegur dan sapa serta mencium tangan orang yang lebih tua sangatlah tidak bisa dilupakan dan ditinggalkan karena sudah mendarah danging dalam masyarakatnya.

Mungkin itu saja sedikit dari sekian banyak hal yang bisa saya ceritakan mengenai kota dimana tempat saya dan beribu orang telah dilahirkan. Jika memang kalian ingin mengetahui lebih banyak lagi tetang Sukamara "Kota Permata", silahkan berkunjung langsung dan nikmati suasana lingkungan, alam, kebudayaan, serta makanan khasnya sehingga dapat menjadi buah tangan saat pulang nanti. Apabila didalam penulisan ini ada kekurangan, penulis sangat meminta maaf yang sebesa-besarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun