Mohon tunggu...
Evira N. Maulida
Evira N. Maulida Mohon Tunggu... Dosen - Belajar terus menulis

Bahasa dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

The Girl on The Train: Perempuan yang Terseret Imaji dari dalam Gerbong Kereta

10 Desember 2016   18:53 Diperbarui: 12 Desember 2016   02:08 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah Anda mencemburui kehidupan orang lain yang Anda anggap sempurna? Lalu, pernahkah Anda menyangka bahwa Anda akan terlibat dalam cerita kehidupan orang lain tersebut? Mungkin itu yang dirasakan Rachel setiap kali ia memperhatikan kehidupan sepasang suami istri yang dalam imajinasinya ia beri nama Jason dan Jess. Rachel tak mengenal mereka. Begitu pula sebaliknya.

Rachel hanya membayangkan betapa sempurnanya kebahagiaan sepasang suami-istri itu setiap kali menyaksikan kemesraan mereka dari dalam gerbong kereta. Hal ini sungguh bertolak belakang dengan kehidupan yang ia alami. Rachel bercerai dengan Tom yang memilih hidup bersama Anna. Setelah bercerai, Rachel semakin dekat dengan Alkohol. Ia pun dipecat lantaran membuat keonaran di kantornya akibat mabuk berat.

Rachel yang kini menumpang tinggal di rumah temannya, Chaty, berpura-pura pulang-pergi ke London untuk bekerja. Pada suatu Jumat pagi ia menyaksikan Jess bersama dengan lelaki yang ia yakini bukan Jason. Ia sontak marah besar pada Jess karena imajinasinya mengenai pasangan yang harmonis hancur lantaran adanya penghianatan. Ia marah dan ingin membunuh Jess karena ia seperti merasa berada di posisi Jason. Ia tahu bagaimana rasanya dihianati.

Beberapa hari kemudian ia mendapat berita hilangnya seorang wanita yang tinggal di rumah nomor 15. Wanita itu diketahui bernama Megan yang tidak lain adalah Jess. Megan hilang pada saat Sabtu malam, sehari setelah Rachel melihatnya bersama dengan laki-laki yang tidak dikenalnya.

Anna memberikan kesaksian bahwa ia melihat Rachel berada di sekitar rumahnya yang berarti juga berada di sekitar rumah Megan pada Sabtu malam. Anna kemudian mencurigai Rachel memiliki sangkut-paut dengan hilangnya Megan. Terlebih mengingat bahwa Rachel adalah seorang pecandu alkohol yang kondisinya cenderung tidak stabil.

Rachel sendiri merasa ada sesuatu yang janggal terjadi pada dirinya pada Sabtu malam itu. Ia pulang dalam keadaan mabuk dan kepala berlumuran darah. Ia hilang kesadaran dan sama sekali tidak ingat apa yang terjadi pada dirinya ketika itu ia sedang mabuk berat.  

Di luar sepengetahuan polisi, ia pun mencoba untuk menyelidiki sendiri kasus Megan. Ia memberanikan diri untuk menemui Scott, suami Megan, yang sempat ia bayangkan bernama Jason. Kepada Scott ia mengaku bahwa dirinya adalah teman Megan dan memberitahukan apa yang dilihatnya pada Jumat pagi. Setelah ditelusuri, ternyata laki-laki yang ia lihat bersama Megan pada Jumat pagi adalah Kamal, terapis Megan. Atas laporan Scott, Kamal pun ditahan. 

Di lain cerita, Anna dan Tom semakin terganggu dengan kehadiran Rachel yang sering kali lalu lalang di lingkungan tempat tinggal mereka. Mereka takut kalau-kalau Rachel kembali berusaha mengambil putri mereka seperti yang pernah ia lakukan dulu. Tom pun berkali-kali meperingatkan Rachel agar menjauh dari kehidupan mereka.

Meskipun di bagian awal novel ini pembaca sedikit dijemukan oleh ceritanya yang cenderung datar, menjelang halaman keseratus Hawskin terbilang begitu piawai mempermainkan emosi pembaca dengan banyak sekali kejutan. Ia memberikan motif kepada salah seorang tokoh dalam cerita yang membuat pembaca percaya bahwa tokoh itulah yang membunuh Megan. Akan tetapi, setelah ia memaparkan bukti lain, pembaca pun dibuat  percaya bahwa bukan tokoh itulah pembunuh Megan, melainkan tokoh yang lain lagi. Begitulah seterusnya hingga Hawskin sendiri yang menggiring pembaca untuk percaya bahwa ternyata pembunuh Megan adalah orang yang selalu ada dalam cerita tetapi hampir tidak tersentuh motif apapun.

Novel terbitan 2015 yang menyandang predikat bestseller ini kemudian digubah dalam bentuk film yang sudah tayang di bioskop Amerika Serikat Oktober 2016 lalu. Akan tetapi, di Indonesia film tersebut masih berada dalam daftar tunggu. Wajah cantik Emily Blunt, yang didaulat untuk memerankan tokoh Rachel, tampak menjadi poster utama film ini.  Didukung oleh nama-nama seperti Justin Theroux, Rebecca Fergusson, Halley Bennet, Luke Evan, dan aktor-aktor lainnya, berhasilkah Tade Taylor selaku sutradara menyuguhkan film bergenre misteri ini secara apik?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun