Mohon tunggu...
E.T Hani Wally
E.T Hani Wally Mohon Tunggu... Lainnya - Travelling yogini

http://www.traveleatyoga.com/ IG: traveleat_yoga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Perjalanan Tanpa Ujung di Negeri Nomadic

23 Maret 2018   15:28 Diperbarui: 30 Maret 2018   04:59 1795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan tanpa batas - Dokpri

Hiduplah dengan hatimu, bukan  pikiranmu. Hati akan membawa pikiranmu ke mata air, pikiranmu  membawa  hatimu ke jalan yang tak berujung. (Heri H Haris)

Mongolia, negara terbesar ke-18 di dunia, dikenal dengan sang penguasa Chinggis Khaan, cuaca ekstrim. Savana berserakan di sini. Gurun gobi panas membakar kulit di siang hari. Dinginnya menggigit pada malam hari. Bisa jadi itu sebabnya tidak banyak traveller merah putih yang berkunjung ke Mongolia. Takut kehidupan yang keras dan khawatir tidak banyak objek yang bisa dipandang.

Padahal negeri ini indah. Sangat indah. Rangkaian bebatuan massive berdamping bukit savanna berlatar langit biru jernih. Yaks (hewan khas asia tengah) merumput di bukit berwarna coklat. Awan seakan berjarak satu lompatan untuk digapai.

Mongolia terbagai menjadi dua puluh satu Aimag (provinsi): Arkhangai, Bayankhongor, Bayan-Ölgii, Bulgan, Darkhan-Uul, Dornod, Dornogovi, Dundgovi, Govi-Altai, Govisümber, Khentii, Khovd, Khövsgöl, Orkhon, Ömnögovi, Övörkhangai, Selenge, Sükhbaatar, Töv, Uvs, Zavkhan dan Ulaanbaatar .

Kharkhorum - Dokpri
Kharkhorum - Dokpri
Bangsa Mongol juga disebut-sebut dalam sejarah Indonesia. Dahulu, dinasti-dinasti Cina membangun tembok-tembok raksasa di atas gunung untuk melindungi wilayah mereka dari gempuran pasukan Chinggis Khaan. Namun ketika Chinggis Khaan mengutus kaisar Khubilai Khaan dan bala tentaranya untuk menaklukan Indonesia, mereka harus pulang dengan kekalahan. Saat itu runtuhnya kerajaan Kediri dan munculnya Majapahit.

Tarian tradisional - Dokpri
Tarian tradisional - Dokpri
Ulaanbaataar; ulanbator dalam bahasa pengucapan (UB) merupakan ibukota Mongolia. Kota yang dikelilingi bukit. Gedung-gedung tinggi pusat perkantoran dan mall-mall berderet. Kesibukan lalu-lintas hampir mirip dengan Jakarta. Para pedagang menggelar lapak di trotoar. Transportasi umum cukup baik. Tarif bis yang berbahan bakar minyak agak sedikit lebih mahal dibanding bis yang menggunakan tenaga listrik. Jangan kaget jika kompasianer naik taxi dan menemukan kursi samping pak sopir terisi. Terutama di malam hari. Rata-rata para supir taxi membawa istri.

Ada dua cara pergi ke Mongol, jalur darat dari Tiongkok atau dengan penerbangan transit. Hingga kini belum ada penerbangan langsung dari Jakarta-Ulaanbaatar.

Padang rumput - Dokpri
Padang rumput - Dokpri
Tidak banyak penduduk di Mongolia. Tingkat kepadatan penduduk terendah di dunia ada di sini. Per kilometer persegi populasinya kurang dari dua orang. Terkadang kami harus mendatangi rumah penduduk untuk sekedar mengisi perut. Susu kuda segar dan yogurt yang terbuat dari susu yaks wajib dicoba.

Rumah-rumah di UB banyak yang berdinding permanen. Di pinggiran kota rumahnya masih banyak yang Ger. Ger adalah tempat tinggal bangsa Mongol kala hidup nomaden. Berbentuk tenda bulat, rangkanya dari kayu yang bisa bongkar pasang. Dinding yang menyelimuti tenda terbuat dari kulit. Mesin pendingin tidak laku di sini.

Akses jalan di luar UB selebar dua kendaraan. Lurus tanpa batas. Kadang berkelok dan berbatu. banyak jalan yang belum beraspal. Bertanah merah dan banyak lubang. Chevrolet biru yang kami tumpangi berjuang melaju di jalan bergelombang. Satu ban mobil harus diganti.

Perjalanan kami rasanya tidak akan pernah berujung. Melewati lahan gandum kuning keemasan, terus lurus, belok kanan, meliuk-meliuk di bukit, masih belok lagi. Harus berputar karena ada galian menganga lebar. Tidak ada marka jalan. Jalanan tertutup salju yang turun sebelum winter. Jalan bisa dilalui setelah beberapa saat matahari bersinar. Chevrolet harus bekerja lebih keras lagi. Sungai Tsenkher meluap akibat salju yang mencair.  

Tidur ditengah salju - Dokpri
Tidur ditengah salju - Dokpri
Surya di barat tertutup awan tipis merah. Semakin lama semakin merah. Lalu gelap ketika hewan ternak sudah berkumpul di padang rumput kering. Suara anjing melolong menghantarkan mata yang berupaya terlelap dalam suasana menggigil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun