Mohon tunggu...
Eustachius Mali
Eustachius Mali Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru SMA di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Mengajar di Atambua, Belu, NTT. Suka menulis dan mengirim berita sebagai penulis lepas. esta.bmtae@gmail.com, eustachiusmali@yahoo.com, esta_bmtae@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru Terlambat Masuk Kelas

20 Maret 2017   07:34 Diperbarui: 20 Maret 2017   18:01 2786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menyikapi guru yang terlambat masuk kelas, umumnya para kepala sekolah menunjukkan warning tanda protes. Kalau dalam situasi tertentu barangkali pimpinan sekolah maklum jika oknum guru tidak tepat waktu. Apalagi kalau sudah ada informasi sebelumnya dengan alasan yang bisa diterima.

Lambat memulai pelajaran di kelas sebetulnya mengandung persoalan rumit. Bukan masalah sepele dengan mengabaikan 5 menit dari 45 menit pembelajaran. Kecuali jika tidak ada persiapan jelas dan rinci soal siapa membuat apa dalam proses pembelajaran. Namun kalau sudah direncanakan secara matang sesuai alokasi waktu seperti tertera dalam RPP, maka waktu sesingkat 5 menit sangatlah berarti.

Sesuai pengalaman, lambatnya guru masuk ke kelas disebabkan berbagai macam alasan. Antara lain karena mayoritas atau oknum siswa tertentu dalam kelas tersebut membuat guru tidak nyaman saat mengajar. Misalnya suka berceritera saat guru mengajar, membuat kegaduhan ketika proses pembelajaran berlangsung. Atau mungkin pernah mengkritik gurunya sendiri, walau itu demi kebaikan bersama terkadang membuat guru tertentu tidak bergairah mengajar di kelas tersebut.

Alasan lain yang bisa dikemukakan adalah soal kelelahan bekerja. Seorang guru yang mengabdi di sekolah dengan beban kerja cukup banyak tentu lelah. Apalagi dengan tuntutan 24 jam tatap muka memaksa guru tertentu mengajar juga di sekolah lain yang belum tentu dapat ditempuh dalam waktu singkat.

Apapun alasan, entah yang sangat pribadi sekalipun, pada prinsipnya seorang guru hendaknya tidak begitu mudah meninggalkan kelas. Absen mengajar sedapat mungkin dihindari. Jangan hanya karena perasaan pribadi lalu siswa diabaikan, apalagi hanya karena ulah oknum siswa tertentu warga sebuah kelas tidak dilayani dengan proses pembelajaran.

Agar tidak mengatasi kesulitan dengan membuat kesalahan baru, usahakanlah jalan keluar yang bijaksana (win - win solution). Hal-hal yang terjadi seperti yang disebutkan di atas tidak menjadi alasan yang membuat seorang guru “mogok” mengajar. Jika kreatif menyelesaikan masalah maka mestinya seorang guru lebih rajin masuk kelas. Sebelum tiba waktunya dia sudah harus berdiri dekat pintu kelas, sebaliknya karena betah di dalam kelas tersebut membuatnya enggan meninggalkan kelas itu walau sudah ganti jam pelajaran berikutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun