Mohon tunggu...
Esra K. Sembiring
Esra K. Sembiring Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS

"Dalam Dunia Yang Penuh Kekhawatiran, Jadilah Pejuang"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"From Gadjah Mada with Peace"

27 Juli 2019   09:50 Diperbarui: 27 Juli 2019   10:00 2026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: twitter/Alvin Bahar

Pesta rakyat 2019 baru saja usai, dan disadari atau tidak  saat ini ternyata semakin banyak pemimpin daerah hingga nasional terpilih yang bersumber dari  almamater Universitas Gadjah Mada,  Yogyakarta. 

Mulai dari Presiden, Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Yogyakarta, dan Gubernur DKI Jakarta, semuanya lulusan UGM, belum lagi puluhan bahkan ratusan pemimpin yang lainnya seperti Bupati dan Walikota serta pejabat dilingkungan struktur birokrasi. 

Di militer ada Mayjen DR Terawan, Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Lulus dari Fakultas Kedokteran UGM, Terawan Agus Putranto langsung mengabdi sebagai dokter TNI Angkatan Darat. Mayjen TNI Dr.dr.Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) RI mulai dikenal setelah mempraktikkan metode cuci otak untuk menyembuhkan penderita stroke. 

Belum lagi para alumninya yang bertebaran prestasi di bidang hukum seperti Prof. Dr. Edward Omar Sharif Hiariej yang menjadi salah satu saksi ahli dalam sidang sengketa perselisihan hasil Pilpres 2019 lalu. Juga ada pakar hukum 

Refly Harun, atau Andi Arif, politisi yang komentarnya selalu mengundang kontroversi. Terlepas dari subjektifitas pilihan politiknya, semuanya sudah terbukti mampu memberi warna dinamis bagi pertumbuhan demokrasi bangsa ini. Belum lagi sederet nama besar lainnya yang (mohon maaf) penulis  tidak mungkin akan muat disebutkan dalam artikel ini.

Bagi mereka yang menggeluti dan berkiprah pada dunia pendidikan, hal seperti ini bukanlah suatu kondisi yang mengejutkan karena memang kredibilitas kampus UGM yang sejak dulu sudah sarat prestasi dan menjadi kawah candradimuka bagi para pemimpin bangsa tersebut.

Sekilas pandang yang dapat disimpulkan dalam menggambarkan kapasitas kampus Universitas Gadjah Mada, bahwa UGM merupakan universitas negeri di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 19 Desember 1949. Kampus UGM yang terletak di Bulak Sumur, Yogyakarta dulunya sering "disindir" namun di-amin-kan dengan bangga nya oleh mahasiswanya sebagai kampus "ndeso". 

Semua bangga dengan kesederhanaanya saat itu. Menu wajib "SGPC" sego pecel, nasi plus pecal plus tempe goreng plus teh manis hangat merupakan menu mewah mahasiswa saat itu yang sudah terbukti membuat badan dan otak mahasiswanya sehat. Yang diutamakan adalah "isi" di kepala nya, bukan tampilannya. 

Karena kesederhanaannya itu, UGM sering dijadikan miniatur contoh toleransi dari keanekaragaman budaya dan agama di Indonesia,. Sultan jogja berhasil tampil sebagai pengayom bagi semua masyarakat jogja. Nostalgia pengalaman selama masa kuliah di UGM yang sangat toleran seperti ini bagi alumninya tentu membekas dan akhirnya terbawa keseluruh wilayah tugas pengabdiannya di nusantara Indonesia hingga ke luar negeri. 

Sehingga wajar saja bila kemudian seluruh alumni KAGAMA nya terlihat sangat terpanggil berperan aktif dalam menjaga toleransi, menjaga Pancasila dan mewujudkan Bhineka Tunggal Ika di bumi Indonesia. Tanggung jawab ini seolah-olah sudah menjadi tanggungjawab sosial seluruh keluarga besar UGM termasuk alumninya. Yang selaras dengan motto UGM nya, yaitu "Mengakar Kuat, Menjulang Tinggi". 

Sebuah filosopis sarat makna yang mampu mengilhami semangat kemajuan bangsa Indonesia. Semangat yang selaras dengan "Sumpah Palapa" nya sang Patih Gadjah Mada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun