Mohon tunggu...
Wety Artika
Wety Artika Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Canis Lupus Familiaris

26 Mei 2017   17:31 Diperbarui: 26 Mei 2017   17:45 1751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Canis Lupus Familiaris adalah nama latin dari hewan yang terkenal setia, lucu tapi bisa menjadi penjaga kebun, penjaga rumah atau menjadi pelacak dalam situasi dan jenis tertentu; iya itu adalah nama keren dari guguk atau Anjing, hewan mamalia dengan tipe pemakan carnivora.

Kita bisa menemukan informasi dan  asal usul Anjing dari internet atau buku. Dalam banyak referensi Canis Lupus Familiaris ini konon sudah mengalami domestikasi dari Serigala (bukan serigala yang di tivi itu yaa) sejak 15.000 atau 10.000 tahun yang lalu, artinya anjing sudah memiliki peradaban sendiri dengan ras dan variasi yang berjumlah ratusan. Sebab saya tidak menguasasi ilmu Kinologi, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala sesuatu mengenai hewan lucu ini, saya tidak akan menulis banyak selain bentuk simpatik dan kekhawatiran saya tentang ini zaman yang dimana anak mudanya sudah sering menyebut Anjing sebagai hewan yang paling sering difilmkan setelah monyet dan kucing dalam pola komunikasi.

Berada di rantauan yang notabene adalah kota pelajar membuat saya berada di lingkungan dengan pemuda-pemudi yang berasal dari berbagai daerah dengan aneka sifat yang berbeda-beda. Lalu apa hubungan Anjing dengan keberadaan pemuda saat ini? jelas ada, Anjing menjadi hewan yang paling sering disebut namanya tapi tidak memiliki kesalahan apapun. Hewan lucu yang malang karena bernama Anjing ini harus banyak sabar karena namanya sering digunakan dalam penempatan yang salah.

“eh nggak gitu juga kali nj*ng”

“woi nj*ng kok telat mulu sih?”

“nj*ng lupa bawa tugas lagi nih!”

Yah, begitulah. Setiap dari kita pasti pernah mendengar kalimat yang disertai umpatan pada hewan yang terkadang tidak selalu Anjing tapi hewan lain yang belum tentu bersalah tapi tetap saja disangkutpautkan dan dikambinghitamkan (tuh kan nyalahin hewan juga ujung-ujungnya).

Sayangnya entah ingat atau tidak, seingat saya Emak dan Ayah saya, juga termasuk keluarga kita di rumah, tidak pernah mengajarkan untuk bicara dengan membawa nama hewan tanpa alasan yang jelas. Tidak ada dulu disekolah diajarkan kalau menyapa orang lain terus disisipkan kata “selamat pagi nj*ng”, tidak ada. 

Lalu ada apa dengan kita? Coba ingat-ingat lagi, tanya lagi ke fikiran dan norma yang dianut sejak lahir, apakah sudah benar mencantumkan hewan atau sebutan kampr*t dalam kalimat yang ditujukan ke orang lain. Sekalipun niatnya bercanda, hati-hati, banyak kasus kriminal terjadi karena mulanya disebabkan oleh candaan.

Siapa kita dilihat dari bagaimana cara kita berkomunikasi. Berkelas atau tidaknya dilihat dari ucapan dan kalimat. Meniru orang lain biar keren? kata-kata begitu memang lagi tren? Kata siapa bisa keren kalau ngomong seperti itu?

Pahami saja, meniru pun ada aturannya. Tutur kata yang tidak baik, perilaku yang berpotensi besar melukai orang lain dan mengubah pola komunikasi dengan orang lain menjadi arah yang tidak sopan (sekalipun seringnya bertutur seperti itu ke teman sebaya) tetap saja akan membuat hati kecil kita mengernyitkan dahi. Jadi tinggalkan saja apa yang sebaiknya ditinggalkan, jangan terlalu memaksakan diri untuk sama dengan orang lain agar bisa diterima di lingkungan tersebut, yang baik akan datang dengan sendirinya ketika kita mencoba terbiasa melakukan kebaikan sekecil apapun, sekecil-kecilnya debu sekalipun.**

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun