Mohon tunggu...
Erwinda Sari
Erwinda Sari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Permainan Cantik Tikus Kantoran

23 April 2019   13:25 Diperbarui: 23 April 2019   13:47 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia adalah negeri yang kaya akan sumber daya apapun dari sumber daya alam sampai ke sumber daya manusia. Indonesia juga tidak kekurangan anak-anak negeri yang berprestasi. Tidak heran jika Indonesia menjadi incaran bagi dunia luar dari zaman dahulu. Mulai dari bangsa Portugis hingga Belanda mereka semua ingin merebut bangsa ini untuk dijadikan lahan uang bagi negara jajahan, disebut lahan uang karena Indonesia sangat kaya akan sumber daya alamnya yaitu rempah-rempah, dimana rempah-rempah tersebut sangat sulit dicari di belahan dunia manapun. 

Karena kegigihan dan kesabaran bangsa Indonesia serta tidak pantang menyerah mereka berhasil menyingkirkan para penjahat yang merusak negeri ini. Tapi seiringnya waktu yang terlewati mengapa pada zaman sekarang ini justru rakyat Indonesia sendirilah yang merusak bangsa tercintanya sendiri? Indonesia sudah banyak dipenuhi orang-orang yang melakukan permainan halus untuk menutupi segala kemunafikan dan kebusukan mereka, agar mereka tetap terlihat berwibawa dan bersahaja. 

Sayangnya semua itu hanya topeng indah yang menempel di muka mereka, sehingga dengan bangganya mereka tetap berjas serta berdasi berjalan menuju ke tempat kerja para pembejat yang bukan lagi penjabat. Mereka biasa kita sebut dengan koruptor, entah darimana ilmu dan pengetahuan mereka tentang manipulasi halus untuk mencari rezeki yang seharusnya bukan hak nya, bisa juga mereka adalah pemakan segala, mengapa disebut pemakan segala karena aspalpun mereka makan yang seharunya digunakan untuk akses para rakyat malah digunakan untuk lauk makanan mereka sehari-hari.   Infrastruktur gedung megah yang seharusnya digunakan dengan selayaknya oleh rakyat, mereka jadikan camilan gurih sehari-hari. Betapa mirisnya negeri ini memiliki penghuni yang lebih buas dari harimau dan lebih kejam dari macan.

Bukan rahasia umum lagi jika banyak sekali kasus-kasus korupsi di negeri ini yang sudah menjadi konsumsi media setiap harinya, mulai dari yang korupsi jutaan hingga ke triliunan. Sampai detik ini belum ada penangangan yang bisa membuat para pembejat-pembejat itu jera, selalu mempumyai cara untuk memakan uang Negara dan tak ada kenyang-kenyangnya memakan hak yang bukan milik sendiri. KPK pun tampak belum tuntas dalam melakukan tugasnya, pada zaman modern ini para koruptor  justru dimanjakan dengan fasilitas yang membuat mereka asyik berada di tahanan, dan seakan-akan penjara ialah tempat ternyaman. Maka inilah yang membuat para pembejat tidak kapok dan malah makin betah di dalam tahanan karena sudah di fasilitasi.

Beberapa contoh kasus korupsi bisa menjadi bukti nyata betapa banyaknya para tikus kantor tersebut. Diantaranya adalah Indonesia Corruption Watch (ICW)  mencatat ada 254 anggota Dewan menjadi tersangka korupsi sepanjang 2014-2019. Dari angka tersebut 22 orang diantaranya anggota DPR.Hal tersebut dikatakan oleh peneliti bidang korupsi politik ICW, Almas Sjahrina, dalam diskusi "Catatan Akhir DPR 2014-2019 di sekitar Sekretariat ICW, JL Kalibata Timur, Jakarta Selatan.Dari 22 anggota DPR yang ditetapkan sebagai tersangka, sedangkan untuk anggota DPRD di seluruh Indonesia tercatat 232 orang menjadi tersangka korupsi. ICW juga mencatat anggota Dewan dari fraksi Golkar penyumbang kasus korupsi terbanyak. Sementara dari fraksi Partai Gerindra tidak ada catatan korupsi.

Di lokasi yang sama, Dierektur Budget Center Roy Salam menyinggung publikasi kinerja anggota DPR yang masih kurang. Akibatnya masyarakat juga kurang mendapatkan informasi soal integritas para wakil rakyat tersebut . Roy pun mengganggap pemilu yang dialkasanakan pada tanggal 17 April kemarin dapat menjadi momentum mengganti anggota Dewan yang lebih baik ,ICW juga mengimbau masyarakat agar memilih anggota Dewan yang bersih dari korupsi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun