Mohon tunggu...
Erwin Alwazir
Erwin Alwazir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Rayakan Kata dengan Fiksi, Politik, Humaniora dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Energi Alternatif, Energi Masa Depan

4 November 2013   23:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:35 1352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kelangkaan energi dipastikan akan terjadi di masa depan. Sifat dasar manusia yang rakus dan selalu mengekploitasi sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup  mereka tak dipungkiri menyebabkan sumber energi yang kita nikmati hari ini akan  terputus suatu hari nanti. Fenomena kelangkaan BBM yang diakibatkan tingginya permintaan dari konsumen, dan disaat yang bersamaan berkurangnya cadangan energi dari alam  membuat ilmuwan berpikir keras untuk menemukan sumber energi baru.

Salah satu sumber energi yang sudah cukup lama dianjurkan pemanfaatannya oleh para peneliti adalah sumber energi alternatif. Sumber energi ini sendiri sudah tersedia dengan gratis dan bila diekploitasi tidak akan pernah habisnya. Sayangnya potensi energi alternatif ini kurang digarap secara maksimal oleh pelaku industri dan konsumen lainnya.

Alam Produsen Energi

Padahal bila  kita mau Berpikir bijak, sudah saatnya pemakaian energi alternatif ini dilakukan. Alam sudah menyediakan itu semua untuk kita. Matahari, angin dan air ; adalah contoh energi terbarukan yang tidak akan pernah habis sepanjang masa. Mungkin dari beberapa bentuk dan jenis energi alternatif yang kita kenal, potensi energi yang tersimpan pada pergerakan angin dan gelombang laut sudah saatnya dilirik oleh berbagai kalangan, termasuk oleh pemerintah kita sebagai amanah dari  UUD 1945 dalam rangka memenuhi hajat hidup orang banyak. Untuk energi alternatif lainnya seperti tenaga matahari, mungkin kita agak kesulitan untuk memberdayakannya. Selain kondisi alam kita yang tidak mendukung, tekhnologi kita untuk menkoversi energi matahari ke bentuk lain ini rasanya saat belum mendukung.

Jadikan Laut dan Angin Sebagai Sahabat Masa Depan Anak

Energi alternatif pertama yang kita galakkan adalah potensi energi yang terkandung pada angin. Sumber energi yang satu ini angat berlimpah di negara kita. Letak geografis kita yang diapit dua benua dan samudera membuat negara kita dilalui oleh pergerakan angin yang cukup besar. Terjadinya bencana angin puting beliung atau angin puyuh tahunan diberbagai daerah  membuktikan kawasan yang bersangkutan menyimpan potensi energi yang cukup besar. Tinggal kemauan pemerintah saja untuk mengidentifikasi dan menyiapkan perangkat tekhnologinya untuk mengubah potensi itu menjadi sumber energi listrik sebagai cadangan tambahan dari energi yang sudah ada. Selain ekonomis, sumber energi listrik yang berasal dari angin tak berpotensi mencemari lingkungan.

Begitu juga pemukiman yang berada di tepi pantai, memanfaatkan energi termal yang menghasilkan energi listrik yang serba ekonomis dapat ditempuh untuk memasok kekurangan energi. Seperti kita ketahui, Rasio perbandingan Daratan dan lautan di negara kita sangat jauh. Luas daratan kita hanya 1/3 dari luas sesungguhnya. Sementara luas lautan kita 2/3 dari luas yang ada. Artinya potensi energi Hydro yang ada di negara kita sangat besar dan melimpah.

Dengan kenyataan tesebut, seharusnya pemerintah memperbanyak membangun PLTU di berbagai daerah dan menjadikan energi Hydro ini untuk mengatasi kelangkaan energi di masa depan. Bila pemerintah bijak menyikapi masalah ini dan mempunyai langkah strategis untuk mengembangkan potensi kedua energi alternatif tadi, maka yakinlah kita tidak akan mengalami kelangkaan energi, terutama energi listrik, di masa depan.

Sebagai penutup dari tulisan sederhana ini; bila anak setingkat SD saja sangat bangga mendengar adanya energi alternatif, seharusnya pemerintah memberdayakannya agar kebanggaan anak-anak tadi bisa dinikmati oleh masa depan mereka kelak.

Salam Energi Alternatif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun