Mohon tunggu...
Erlangga Danny
Erlangga Danny Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang yang bermimpi jadi penulis

Wat hebben we meestal doen, bepalen onze toekomst. Daardoor geschiedenis is een spiegel voor toekomst. Leben is een vechten. Wie vecht niet, hij zalt in het gedrang van mensen verpletteren.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ketika Impian Tidak Sesuai Harapan

19 Juni 2017   10:34 Diperbarui: 19 Juni 2017   10:44 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika namaku diumumkan untuk daftar nama yang tidak lolos. Hancur sudah harapanku untuk menjadi seorang polisi. Hari itu tanggal 24 April adalah tes kesehatan pertama dan untuk kedua kalinya aku mencoba mendaftar menjadi seorang polisi. Untungnya aku masih memiliki cadangan yaitu di IPDN. Aku lulus sekolah pada tahun 2016. Tahun lalu aku hanya mendaftar terfokus pada satu tujuan, yaitu polisi. Tahun lalu aku sudah melalui tes kesehatan, psikologi hingga hampir saja aku masuk ke tahap pantukhir. Aku gagal di tes rikmin(pemeriksaan administrasi akhir). Aku menyadari bahwa semua ini pasti ada hikmahnya. 

Mungkin Allah memiliki rencana lain terhadap impian yang telah aku tulis. God heb de beetste plan voor mensen. Perjuanganku selama setahun seolah tidak ada gunanya. Tapi aku tahu manusia hanyalah makhluk kecil yang tidak ada apa-apanya dihadapan Allah. Jikalau Allah berkehendak kun fayakun "Maka jadilah ia", jadilah ia. Jikalau seseorang dikehendaki oleh Allah menjadi seorang presiden, sekalipun mungkin bagi orang lain hal itu mustahil maka jadilah ia. Tetapi aku tidak pernah berkata bahwa impianku kandas. Maar zeg ik dat mijn idealen is falen. Nein!Für mich, Leben ist ein Kämpf. I never surrender till my dream are truly materialized  

Sejak kelas 3 SD aku sudah lama bermimpi untuk menjadi seorang polisi. Terkadang jika aku menyaksikan mereka ada di TV, aku hanya berkata dalam hati,"kapan aku bisa seperti mereka". Dan akupun memiliki keyakinan bahwa pasti aku akan bisa seperti mereka. Orang tuaku tidak pernah menyuruhku menjadi seorang polisi. Semua orang mengira orangtuakulah yang menyuruhku. 

Hingga pada saat SMA kelas 1, saat kepala sekolah memberikan motivasinya kepada kami semua, beliau meminta seluruh siswa untuk menuliskan impian masing-masing. Apa saja impian mereka. Tidak perlu ragu-ragu. Di kertas itu kutuliskan impianku "aku ingin menjadi seorang perwira polisi. Karena aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku dan menaikkan hajikan mereka". Lalu beliau meminta kami mengumpulkan seluruh kertas yang berisi impianku. Kami berdoa bersama dan dengan keyakinan kalau impian kami pasti terwujud. Aku bulatkan tekadku untuk menjadi seorang polisi.

Tibalah saatnya aku menginjak kelas 3. Saat dimana impianku kian dekat untuk aku wujudkan. Ik shreef mijn ideaalen op mijn papier. Lalu aku tempel di belakang pintu ruang keluarga. 9 dreams that I want to reach

1. Pada tahun 2016 saya akan diterima di Akpol

2. Bisa menguasai Bahasa Inggris, Belanda, Jerman

3. Melanjutkan sekolah di Inggris lulus pendidikan

4. Saya bisa ke Jerman pada tahun 2022

5. Saya akan bisa membuat buku karya sendiri tahun 2023

6. Saya akan bisa membuat buku filsafat karya sendiri tahun 2025

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun