Mohon tunggu...
erisman yahya
erisman yahya Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah, maka kamu ada...

Masyarakat biasa...proletar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selimut Kegetiran di HUT ke-72 NKRI, Merdeka!

17 Agustus 2017   20:04 Diperbarui: 17 Agustus 2017   20:51 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada 10 Agustus 2017, video berdurasi 60 detik mendadak viral di media sosial (medsos). Nampak dalam video itu seorang aparat berbaju dinas hijau turun dari motornya, lalu meninju dan menghardik seorang anggota polisi lalu lintas (Polantas) dari Polresta Pekanbaru, Riau. Sang polisi yang diduga sedang berpatroli itu nampak pasrah di atas motornya sembari menahan sakit.

Aksi main hakim sendiri di tengah Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Riau itu menghebohkan warganet. Akhirnya, Danrem 031 Wirabima hingga Panglima TNI harus menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas tindakan kurang terpuji anggotanya itu.  

Senin, 14 Agustus 2017, Tim Densus 88 Mabes Polri berhasil mengamankan seorang pria berinisial AP (25), yang diduga masuk dalam jaringan teroris. Penangkapan itu dilakukan di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau. Sang teroris diduga akan melancarkan sejumlah aksi pada puncak peringatan HUT ke-72 NKRI di sejumlah tempat di Riau, khususnya Pekanbaru.

Jauh sebelum itu, pihak berwajib juga sempat menemukan fakta bahwa sekelompok orang yang diduga teroris telah melakukan latihan layaknya tentara di daerah-daerah pedalaman di wilayah Kampar, Riau.

Teroris dengan sejumlah aksinya telah menghantui bangsa Indonesia terutama sejak Pemerintahan Orde Baru tumbang pada 21 Mei 1998. Faktor kemiskinan dan ketidakadilan, termasuk kurang berpihaknya Pemerintah kepada umat Islam, yang merupakan mayoritas dari penduduk negeri ini, disebut sebagai pemantik dari timbulnya aksi terorisme.  

Kamis dinihari, 17 Agustus 2017, polisi di Pekanbaru, Riau berhasil menciduk pria berinsial SP. Lelaki 27 tahun itu dengan tega membunuh lalu membakar kekasihnya sendiri karena tidak mau bertanggungjawab atas kehamilan sang kekasih. Sangat miris, karena sebelum dibunuh, pria yang mengaku sebagai kuli bangunan itu bahkan masih sempat-sempatnya melakukan hubungan badan dengan korban.

Kepada polisi, SP mengaku gelap mata, karena sang kekasih sudah berbadan dua dan terus mendesak untuk dinikahi. Sementara secara ekonomi, ia merasa belum mampu.

Lagi-lagi, faktor kemiskinan dan kesusahan hidup, telah membuat anak bangsa Indonesia, yang pada hari ini (Kamis, 17 Agustus 2017) berumur 72 tahun, menorehkan tinta-tinta kegetiran dalam sejarah hidupnya.

Rentetan sejumlah kejadian di atas, tentu hanyalah bahagian kecil dari sejumlah kegetiran yang terjadi di negeri ini. Dari Sabang sampai Merauke, kegetiran-kegetiran terus terjadi dan menyelimuti sebagian anak bangsa dalam berbagai bentuk dan fenomena sosial.

Indonesia, yang sering kita dendangkan sebagai negeri yang kaya-raya, bak tanah surga, mungkin baru mewujud dalam lagu dan irama.

Di HUT ke-72 NKRI ini, mudah-mudahan kita, utamanya para pengambil kebijakan, tidak akan pernah lupa dengan inti dari kemerdekaan itu sendiri, sebagaimana yang sering kita baca, bahkan kita hafal sejak masih di tingkat Sekolah Dasar, dari Pembukaan UUD 1945. Karena sejatinya, kemerdekaan itu adalah milik dan hak seluruh anak bangsa. Bukan segelintir orang saja.

"...yang merdeka: bersatu, berdaulat, adil dan makmur..." Merdekaaaaa...!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun