Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kembar Selanjutnya Warna Telah Berubah

27 Oktober 2019   09:43 Diperbarui: 27 Oktober 2019   10:05 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: needpic.com

Puisi : Edy Priyatna

Keadaan ini kembali kutatap langit. Alam warna dan garisnya tetap sama. Setingkat kasta merah tak nyata lagi. Masih walau hujan terlihat reda. Berhenti malam tiba saja telah larut. Terlena nampak ada pendar cahaya. Semarak namun tak kulihat candra. Kamar terjadi selama berapa keadaan. Sebaliknya sebentar saja kemudian terang kembali. Balik lagi menghamburkan lahar matang. Mantap memporakporandakan kehidupan alam. Cipta udara pengap menurut orang di sini. Penaka tak memiliki cermin untuk mawas diri.

Kembar selanjutnya warna telah berubah. Berganti hingga membuatku terjaga. Selanjutnya sadar bila membiarkan emosi. Kemudian batin ketika masanya dilewati. Dengan mulai memicu hujan nan banyak. Meluap mengganggu perjalanan musim. Waktu begitu tak terhitung lagi. Sangsi cukup mendebarkan hati. Cekam lubuk hati menimbulkan kegelisahan. Kepanikan sedikit meresahkan orang. Anak buah bekerja terus mata angin selatan. Berkunjung ketempatku datang bersama badai baskara. Hatiku turut bersinar dalam aktualnya.

(Pondok Petir, 12 Oktober 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun