Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Senantiasa Selalu Sangat Sukacita

24 September 2019   08:38 Diperbarui: 2 Oktober 2019   12:11 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi : Edy Priyatna

Ketika selagi kulihat busa ombak bergerak. Tengah masih ada keinginan atmosfer. Mengucap selamat tinggal kekasih. Terlena tanpa kusadari dalam batin. Batas itu lalu aku melihat sangat bahagia. Mengetahui ingin endus serta merta. Bersama melantas langsung memelukmu. Kusadar kendati terjadi jaga dirimu baik. Perasaan baru sekarang aku menyadari. Badanmu meski tanpa rasa kata hati. Saat ini akhirnya aku hanya mendengarmu. Mungkin entah apa jadinya hari yaum. Perangai ini kurasakan selalu gempa. Batinku tak mengerti mengapa terjadi. Selamanya tak berdaya namun mengerti. Aku selalu sadar adanya pengorbananku. Gagasan baru besok aku akan menghampirimu. Mendekati kendati belum tentu ada. Senantiasa selalu sangat sukacita. Nyalar kerap ingin ini tetap pasti tak ada bakat.

(Pondok Petir, 09 September 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun