Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Membatasi Diri nan Telah Bergulat Keras

30 Juli 2019   07:03 Diperbarui: 11 September 2019   07:38 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi : Edy Priyatna

Harum semerbak pada hembusan angin. Rangsang mengundang para sahabat. Serius dalam rasa bersukacita. Beradaptasi dengan duri lurus. Menahan kerusakan melindungi diri. Terlihat sejuk dipandang mata. Bermanfaat nan amat sangat.

Merah putih hingga jingga. Daunnya hijau sepanjang jaman. Wangi tak lekang oleh waktu. Selalu cantik karena berduri. Demi saat udara bersuhu rendah. Menghadirkan dan mendatangkan rasa menggigil. Kuteteskan kucur rasa haru.

Sempurna bertemu ketika kita masih terasa asing. Tak ada rasa selain dukaku melangkah di jalan itu. Bulat polos tidak terselubung. Terus bergerak lemah masygul. Dayuh sedih seperti gagal. Sengap membisu dalam kekecewaan. Membatasi diri nan telah bergulat keras.

(Pondok Petir, 15 Juli 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun