Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Senantiasa Erat dalam Pelukan

27 Maret 2019   12:28 Diperbarui: 27 Maret 2019   12:56 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
theodysseyonline.com

Puisi : Edy Priyatna 

Hadapan figur wajah tetap terpajang. Selama dalam kewajaran alami. Titipan pesanan di sampaikan. Gejala tanda nan di ukurkan. Serak menyebar keterangan bukti. Bias cahaya ciptakan ketenangan. Raut wajah malam suara deras hujan. Dalam sajak curahan hati. Mungkin perih tanah di gali terangkat. Dari dalam ilmu tak kan pernah selesai.

Walau pagi maupun musim berganti. Mulai memicu hujan banyak mengganggu. Perjalanan musim begitu tak ternyana. Cukup mendebarkan lubuk perangai. Menimbulkan bersit kegelisahan. Duhai bakat tuah anugerah. Kegaduhan gemuruhkan dada. Getarkan raga luruhkan jiwa. Berakhir sudahkah menjelma. Dalam langkah keadaan musim. 

Mata hati ternyata takdir telah mengoyak. Tenang pada fitrah ibadah. Angan tinggal puing nan berserakan. Berkeping tak beraturan indah. Maha bergelora pusaran gairah. Namun tak dapat di raih cantiknya. Tapi tak bisa di pegang tak bisa di raba. Keren menawan buah pikiranku. Senantiasa erat dalam pelukan. Langkah tegapku menyusuri belantara.  

(Pondok Petir, 21 Maret 2019)

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun