Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ada Tangisan Kecil Orang Biasa

12 Februari 2019   08:06 Diperbarui: 12 Februari 2019   08:25 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi : Edy Priyatna

Pangkal bedilnya amat runcing. Di asah goresan hitammu. Menusuk membakar dengan gemas. Keindahan jamal hati. Membuat kobaran api sepi menjadi kelam.

Sewatak realisasi kehidupan berjalan. Dalam cerah membentang mega kelabu. Kegembiraan ada kesusahan. Suka terbesit kesengsaraan. Kaki tidak dapat di geraki.

Bangunlah dengan semangat kebahagiaan. Lupakan keresahan ketakutan. Bercahayalah dengan keseimbangan. Cerahlah dengan senyum matahari. Berawan putih di langit biru.

Tetapi hidup tidak untuk di sesali. Singgunglah suasana butir pagi. Dengan senyum ramah. Bunga di taman indah. Akan selalu guyur ku sirami.

Berkebun kuning di sawah hijau. Tanah merah berlapis coklat. Lapisi abu-abumu dengan jingga. Hujanlah untuk melepas segala kerinduan. Kesejukan ruang dingin.

Bentala terkadang tak seindah terlihat. Dalam gulungan kerap mangsai. Senyum besar para pengasuh. Ada tangisan kecil orang biasa. Epidemi tiba dari muka hingga ke batas.

(Pondok Petir, 07 Pebruari 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun