Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sekarang Telah Menjadi Nyata

27 Agustus 2018   07:42 Diperbarui: 27 Agustus 2018   08:19 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Pagi nan gelap memberi petaka
saat ingin menghadap sang pencipta
setelah waktu subuh telah memanggil
sontak jiwa menjadi tertekan
selintas datang malaikat pencabut nyawa
dengan sebilah pisau tertancap

Merubah nasib semua manusia
hanya dapat meratap semua peristiwa
menanti vonis tunda hakim dunia
keputusan tuhan nan maha kuasa

menunggu kematian dalam penjara
selama kurang lebih beberapa tahun

Harap membeli beras serta lauk pauk
nan harganya telah melonjak tinggi
hingga selalu membuat sedih

pengikut anak buah di desaku

kini keesokan harinya
jiwaku mesti telah di jual

Menarik jiwa nan telah terpanggil

aku berharap pagi ini
saat mentari mulai tiba
dapat pergi ke pasar
belanja tahu dan tempe

sekarang telah menjadi nyata

(Pondok Petir, 17 Agustus 2018)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun