Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Buang Sampah di Kepalamu

24 Maret 2019   16:38 Diperbarui: 24 Maret 2019   16:49 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sampah adalah material sisa yang dibuang sebagai hasil dari proses produksi, baik itu industri maupun rumah tangga. Adapun material sisa yang dimaksud adalah sesuatu yang berasal dari manusia, hewan, ataupun dari tumbuhan yang sudah tidak terpakai. Wujud dari sampah tersebut bisa dalam bentuk padat, cair, ataupun gas.

Sampah yang menumpuk disuatu tempat akan menimbulkan bau yang tidak sedap, membuat pemandangan tidak indah dan bisa juga menjadikan permasalahan bagi orang-orang yang berada di sekitarnya. Bahkan sampah yang dibiarkan menggunung berhari-hari akan menimbulkan berbagai penyakit yang berbahaya bagi manusia.

Manusia yang isi kepalanya penuh dengan sampah pransangka buruk, menyebarkan berita gosip, mengunjing saudaranya/ sahabatnya, mengolok-olok, menyebarkan aib, dan selalu melihat orang lain dari sisi buruknya, maka akan selalu menjadi permasalahan bagi lingkungannya. Tatapan matanya akan selalu memancarkan kecurigaan,  bau dari mulutnya juga akan memberi aroma yang tidak sedap bagi orang-orang di sampingnya, akan selalu menjadi permasalahan bagi yang didekatkan, bahkan bisa menjadi sumber penyakit yang mematikan.

Sebenarnya selalu berpikir negatif itu selain merugikan orang lain, pasti akan berakibat buruk juga pada diri sendiri. Terlalu larut pada prasangka buruk akan membuat kita larut pada rasa cemas, gelisah dan tak tenang. Karena memelihara emosi negatif dalam diri juga akan membuat aura jiwa menjadi negatif. Dalam kacamata pengelihatan, semua orang akan terlihat seperti musuh dalam selimut, muka dua, penjahat, pengkhianat, dan lain-lain. Meskipun tidak sepenuhnya benar.

Karena terlalu larut pada prasangka buruk, maka akan cenderung menampilkan ekspresi yang tak bersahabat pada orang lain. Akan cenderung lebih sensitive dan mudah marah. Akhirnya orang lain pasti merasa tidak nyaman berada di dekatnya. Prasangka buruk yang terus dipelihara akan membuat diri merasa kesepian, jiwa menjadi hampa dan kosong.

Berprasangka buruk kepada orang lain akan membuat diri ini selalu gelisah dan tidak tenang. Karena orang seperti ini selalu melihat orang lain adalah musuh yang akan menerkam setiap saat, musuh yang akan menghancurkan cita-citanya, harapannya. Padahal semua yang disangkakannya itu belum tentu benar adanya.

Orang yang dikelilingi emosi negatif maka yang kembali kedirinya juga negatif. Orang yang selalu dikelilingi emosi positif maka yang kembali juga positif. Maka dari itu, segera buang sampah-sampah kotor di kepala kita. Kita ganti dengan prasangka baik, penilaian positif kepada siapa saja. Semua orang yang di dekat kita itu bermanfaat buat kita, meskipun sikapnya kurang berkenan dihati kita, pasti ada nilai baiknya atau sisi positifnya. Yang kita lihat sisi baiknya saja, hal-hal yang kurang baik kita ambil pelajaran tentang ketidakbaikanya sebagai pembanding dalam menilai suatu kejadian.

 Jika kita masih memelihara emosi negatif itu hingga kini, maka akan sulit mendapatkan kebahagiaan. Maka dari itu gaes, buang segala hal yang dapat membuat merasa tidak tenang dan bahagia. Salah satunya selalu berusaha berfikir positif dan selalu berprasangka baik pada siapapun. Yuk..tebarkan kebaikan kapan pun dan dimana pun kita berada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun