Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta telah memutuskan untuk membagikan daging hewan kurban yang telah matang kepada kaum dhuafa. Daging ini akan diolah menjadi santapan yang lezat terlebih dahulu.
Tidak tanggung-tanggung, daging kurban yang akan dibagikan, bakal dimasak oleh chef berpengalaman dari hotel bintang lima dan setaraf yang ada di Jakarta. Mereka berkolaborasi untuk memasak seluruh daging kurban yang dikumpulkan oleh Pemda DKI Jakarta.
Kita patut mengapresiasi gebrakan Anies dalam hal ini. Banyak hal yang bisa diraih dengan membagikan daging kurban dalam bentuk matang. Ini jauh lebih bermanfaat daripada sekedar membagi daging kurban saat masih mentah.
Pertama, daging kurban tidak perlu ditempatkan dalam kantong plastik, yang sudah pasti akan menambah limbah plastik dalam jumlah besar. Seiring dengan gerakan menolak penggunaan plastik, maka daging kurban yang telah menjadi masakan tidak membutuhkan plastik.
Menurut rencana, masakan daging kurban itu akan dikemas dalam kaleng seperti kornet atau sarden. Dalam kemasan itu, daging kurban menjadi lebih mudah untuk dibagikan kepada yang berhak.
Kedua, masakan hasil kreasi chef hotel tak diragukan lagi terkenal lezat dan nikmat. Siapa pun yang memakannya akan merasa puas dan gembira.
Selama ini kaum dhuafa nyaris tidak pernah mencicipi masakan enak dari hotel berbintang. Makanan mereka umumnya sederhana, baik jenis maupun pembuatannya.
Jadi, kaum dhuafa tidak hanya sekedar mendapatkan pembagian daging kurban, tetapi juga mendapat kesempatan langka menikmati masakan lezat. Kesempatan istimewa yang diberikan oleh Pemda DKI Jakarta.
Inilah kebahagiaan yang ingin diberikan Anies Baswedan kepada penduduk yang kurang mampu. Mereka bisa merasakan bagaimana cita rasa masakan chef dari hotel berbintang.
Ketiga, dengan program berbagi daging kurban siap saji, berarti penduduk terbebaskan dari kesulitan untuk memasak. Terutama, mereka tidak perlu membeli bumbu dan bahan bakar untuk memasak daging tersebut.
Sebagaimana diketahui, bumbu dapur mengalami kenaikan harga menjelang hari raya Idul Adha. Hal ini sangat menyulitkan golongan kecil, karena itu mereka tidak mampu membeli bumbu dapur. Bayangkan saja, harga cabai telah menyentuh 100 ribu Rupiah per kilogram, sangat memberatkan.
