Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membagikan Sepeda, Cara Erdogan Memerangi Obesitas dan Diabetes

28 November 2017   20:24 Diperbarui: 29 November 2017   10:58 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erdogan berbagi sepeda (Turk Press)

Obesitas dan diabetes telah menjadi penyakit yang mendunia. Hal ini tidak terlepas dari gaya hidup manusia yang semakin dimanjakan oleh kemajuan teknologi. Setiap tahun, penderita penyakit-penyakit ini semakin bertambah dan menimbulkan korban jiwa. Karena itu WHO mencanangkan program untuk memerangi obesitas dan diabetes.

Begitu pula dengan masyarakat Turki. Banyak orang Turki yang mengalami obesitas dan menderita diabetes. Biasanya perubahan bentuk tubuh terjadi setelah menginjak usia dewasa, mulai 25 tahun ke atas, atau setelah menikah. Terutama kaum wanita, setelah menikah tubuhnya melar menjadi dua kali lipat. Jarang sekali yang mampu mempertahankan bentuk tubuhnya seperti masa remaja.

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab gemuknya badan orang Turki. Pertama, gen tubuh mereka memang cenderung membesar setelah menikah. Jadi sudah keturunan dari nenek moyangnya. Padahal sebelum menikah, rata-rata memiliki bentuk tubuh yang bagus, langsing atau sintal. Pria pun bertubuh tinggi besar. Mereka yang mampu menjaga bentuk badan hanya atlet dan tentara yang selalu disiplin berolahraga.

Kedua, setelah menikah mereka malas bergerak. Sang istri lebih banyak berkutat di dapur dan mengurus anak. Pekerjaan rumah tangga dilakukan oleh istri, jarang yang memiliki asisten rumah tangga kecuali jika sangat kaya. Sedangkan yang laki-laki, karena dimanajakan dengan masakan istri, maka tubuhnya pun ikut melar.

Ketiga, porsi makan orang Turki makan cukup banyak. Hal ini berguna jika sedang musim dingin, agar tubuh bisa bertahan dan membakar lemak yang tersimpan. Tetapi kalau setiap hari makan banyak, tentu tidak baik juga. Selain itu, jenis makanan seperti Turkish delight (snack ala Turki) sangat manis, mengandung gula yang tinggi. Inilah yang memicu diabetes.

Erdogan membagikan sepeda

Prihatin dengan semakin meningkatnya obesitas dan penyakit diabetes yang diderita warganya, Erdogan mendorong rakyat Turki untuk kembali rajin berolahraga. Caranya adalah membagikan sepeda kepada mereka yang membutuhkan. Menurut rencana, tahun depan (2018) akan dibagikan sepeda sebanyak 50.000 buah.

Kementerian kesehatan akan menyalurkan sepeda-sepeda tersebut melalui sekolah-sekolah dan pemerintah daerah. Dalam hal ini, generasi muda dan para remaja dipacu untuk menyukai gaya hidup sehat, yang telah digaungkan sejak beberapa tahun terakhir. Tema yang didengungkan adalah "Gaya hidup aktif dan konsumsi makanan sehat".

Program ini tentu saja harus didukung sarana dan prasarana yang memadai. Oleh sebab itu, pemerintah Turki juga membangun jalan-jalan atau lajur khusus bersepeda. Distribusi sepeda juga dilakukan dengan seksama dan transparan, utamanya melalui lembaga pendidikan dan organisasi masyarakat yang ada di setiap provinsi.

Menurut penelitian dari Turkish Statistical Institute, 1 dari 5 orang Turki menderita obesitas. Kurangnya aktivitas fisik menjadi akar masalah dari obesitas, penyakit kanker payudara dan usus besar, diabetes dan penyakit jantung. Laporan kesehatan tahun 2016, sebanyak 19,6% penduduk Turki mengalami obesitas. Sedangkan menurut FAO, sebanyak satu juta orang Turki berpotensi terserang obesitas.

Selain memerangi obesitas dan diabetes, program lain yang sedang digalakkan oleh pemerintah Turki adalah peningkatan gizi untuk anak-anak. Hampir 5000 sekolah telah mendapatkan sertifikat untuk peningkatan gizi terhadap seluruh siswa di sekolah yang bersangkutan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun