Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Administrasi - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapa Bilang Bertakwa, yang Paling Mulia?

13 Juli 2015   15:32 Diperbarui: 13 Juli 2015   15:32 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilustrasi (ramadhan isi takwa) [source:thinkstockphotos.com]"][/caption]

“Ada orang yang memanuhi seruan Allah subhanahuwata’ala untuk taat kepada Allah subhanahuwata’ala. Kita sering mendengar di bulan Ramadhan ini dari utadz dan muballig, bahwa orang-orang beriman dipanggil Allah subhanahuwata’ala untuk mengikuti pertandingan di bulan Ramadhan ini. Orang yang selain itu tidak dipanggil wahai saudara-saudara jama’ah jum’at.”

Derajat yang paling mulia adalah derajat ketakwaan. Kalau orang beriman yang mengikuti kompetisi ini sejak awal sampai akhir Ramadahan insyaAllah ia lah pemenangnya. Finish pada keridhoan Allah dan ampunan serta Surga-Nya insyaallah.

... Sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa ... (Q.S. al-Hujurat [49]: 13)

Katakanlah pertandingan sepak bola, yang pemenangnya adalah tim. Tapi sedikit berbeda dengan pertandingan di bulan Ramadhan. Jika semuanya aktif ikut berpartisipasi maka semuanya bisa menjadi pemenangnya.

Kemudian apa itu takwa? Takwa secara luas adalah menjaga hubungan baik kepada Allah subhanahuwata’ala dan sesama manusia. Hari ini, lihat ada orang yang hanya mmapu menjaga hubungna baik dengan Allah subhanahuwata’ala tapi tidak mampu menjag hubungan baik dengan sesama manusia! Contoh ada orang mampu sholat, mampu shaum tapi dengan tetangga tidak berteguran, dengan adik kandung juga contohnya tidak berteguran.

Kemudian ada yang hanya mampu menjaga hubungan baik sesama manusia, contoh membantu pembangunan panti asuhan, memberikan makan anak yatim tapi ia tidak sholat, tidak shaum.

Belum bisa dikatakan takwa kalo kita hanya menjaga hubungan baik sesama manusia saja. Belum dikatakan bertakwa jika hanya menjaga hubungna baik dengan Allah subhanahuwata’ala.

Rasulullah selalu memberikan perhatian kepada seroang yahudi buta yang selalu menghina beliau. Perhatian dan kepedulian beliau kemudian dicontoh oleh Abu Bakar. Seorang yahudi itu kemudian bertanya, “kemana orang yang selama ini yang memberi ku makan dan minum kepadaku?” Lalu Abu Bakar menangis karena tidak dapat meniru Rasulullah. Kemudian Abu Bakar menjawab, orang yang selama ini memberi makan minum engkau telah pulang ke rahmatullah. Ia adalah orang yang selalu engkau hina. Maka segeralah seorang yahudi buta itu bersyahadat. Begitulah Rasulullah tetap berbuat baik kepada orang yang selalu menghinanya , beliau juga yang paling bertakarrub kepada Allah subhanahuwata’ala. Itu takwa.

 

Khutbah Moh Yasin S.H.I, Masjid Baiturrahmah, Bangko,26/06/15

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun