Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Administrasi - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sedikit Tentang Buku "Bukan Fatwa"

26 Juli 2015   22:27 Diperbarui: 26 Juli 2015   22:27 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="cover buku "Bukan Fatwa" (sumber: Salim Media Indonesia)"][/caption]

Buku dengan judul “Bukan Fatwa: Sebuah Catatan Kecil Aktivis Dakwah Kampus” yang terbit pertama kali juni 2015 ini ditulis oleh Dedi Jupriadi, teman saya di Madrasah Ibtidaiyah Raudatul Jannah Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan teman kuliah saya di Universitas Jambi. Darinya saya mendapat sejumlah nasihat dan berkembangnya opini (ini bukan hujjah, tentu saja). Selain itu, buku ini mengingatkan saya tentang tujuan hidup dan prinsip yang harus diaplikasikan orang-orang beriman.

Tapi sebelumnya, mohon maaf, karena saya tidak minta izin untuk mengomentari bukunya.

Nasihat dalam bukunya misal, takwa, dengannya Allah memberi jalan keluar, dengannya Allah meringankan segala urusan, dengannya Allah memberi rizki kepada makhluknya. Tak hanya manusia yang bisa bertasbih kepada Allah, alam semesta ini juga bertasbih, ya zikrullah, bertakwa.

Bukunya merangsang untuk beropini, misal tentang kehati-hatian atau kecermatan. Agaknya ini perspektif saya, kalau salah dikoreksi saja! Anggaplah ada percakapan begini (silakan dikaitkan dengan ayat Qurán):

Guru/ustadz: “Kamu memilihnya (calon istri)?”

Murid: “Ya”

Guru/ustadz: “Alasannya?”

Murid: “Begini begini begini begini

Guru/ustadz: [menarik napas] “Pilihanmu itu belum tentu baik bagimu. Apa yang baik bagimu belum tentu baik di sisi Allah. Bersyukurlah, saya udah usulkan (calon) yang sihat wal afiat, ndak cacat (fisik)!”

Murid: [mengernyitkan dahi] “Ärtinya, apa yang baik bagi ustadz, belum tentu baik di sisi Allah!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun